Bea Cukai Denpasar Mempertemukan Pembuat Kebijakan dan Pelaku Usaha

Bea Cukai Denpasar Mempertemukan Pembuat Kebijakan dan Pelaku Usaha
Kakan Bea Cukai Denpasar Kusuma S.W mempertemukan pembuat kebijakan dan pelaku usaha dalam acara sharing session ekspor bertajuk Potensi Peningkatan Ekspor Bali melalui Pelabuhan Benoa pada Senin (27/1). Foto: Bea Cukai

jpnn.com, DENPASAR - Setelah membahas peningkatan ekspor, investasi, dan industri pariwisata Bali bersama Wakil Gubernur Bali, asosiasi dan instansi terkait pada 14 Januari 2020 lalu, Kepala Kantor Bea Cukai Denpasar, Kusuma Santi Wahyuningsih kembali mempertemukan pembuat kebijakan dan pelaku usaha dalam acara sharing session ekspor bertajuk ‘Potensi Peningkatan Ekspor Bali melalui Pelabuhan Benoa’ pada Senin (27/01) lalu.

“Sebagai bentuk keseriusan Bea Cukai Denpasar dalam upaya mendorong ekspor Provinsi Bali, utamanya melalui utilisasi Pelabuhan Benoa, kami menciptakan wadah diskusi tatap muka antara pembuat kebijakan dengan para pelaku usaha,” ujar Kusuma Santi.

Pelabuhan Benoa, sebagaimana diungkapkan Kusuma Santi, menurut data tercatat resmi masuk peta navigasi internasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kapal wisata yang sandar dan memberikan sumbangsih signifikan terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Namun agak berbeda kondisinya dengan sisi aktivitas ekspornya karena relative belum memberikan sumbangsih yang signifikan.

“Di tahun 2019, tercatat hanya sebanyak 96 buah pemberitahuan ekspor barang (PEB) di Pelabuhan Benoa. Itu pun sudah dapat dikatakan meningkat signifikan jika dibandingkan dengan data 2018 yang hanya tercatat sebanyak 39 PEB. Sebagian besar komoditi ekspor ini diangkut keluar Bali dengan darat dan diekspor melalui Pelabuhan-Pelabuhan di luar Bali. Sehingga ekspor pun tidak tercatat sebagai ekspor Provinsi Bali,” katanya.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, Ni Wayan Lestari dalam paparannya sebagai narasumber mengungkapkan beberapa permasalahan yang menghambat terselenggaranya kegiatan ekspor melalui Benoa. Antara lain tingginya biaya yang diakibatkan karena imbalance transportation kontainer dari dan menuju Bali, subsidi bahan bakar solar untuk angkutan darat yang menyebabkan makin tidak kompetitifnya biaya angkutan laut. Selain itu, dermaga kontainer pelabuhan yang belum siap serta kurangnya sarana angkut dan jadwal angkut yang sangat terbatas sehingga waktu tempuh melalui Benoa tidak secepat angkutan darat.

Branch Manager Meratus Line, Arif Rusdi berharap tercipta kebijakan dari Pemerintah Provinsi Bali dan otoritas Pelabuhan Benoa yang mendukung terselenggaranya aktivitas ekspor melalui Benoa yang kondusif bagi para pelaku usaha.(ikl/jpnn)

Kepala Kantor Bea Cukai Denpasar, Kusuma Santi Wahyuningsih kembali mempertemukan pembuat kebijakan dan pelaku usaha dalam upaya peningkatan ekspor dari pelabuhan Benoa.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News