Bed Occupancy Rate Kabupaten Kudus Turun Menjadi 15 Persen

Bed Occupancy Rate Kabupaten Kudus Turun Menjadi 15 Persen
Kehadiran alat HFNC membantu penurunan tingkat Bed Occupancy Rate di rumah sakit di Kabupaten Kudus. Foto: dok. Djarum Foundation

“Kami berterima kasih atas kolaborasi dan peran serta dari seluruh elemen yakni pemerintah pusat, Pemprov Jateng, TNI-Polri, ketaatan masyarakat selama PPKM Darurat,” kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo mengatakan, membaiknya kondisi di wilayahnya dapat dilihat dari tidak adanya desa yang berstatus zona merah dengan sebaran 44 desa berstatus zona oranye, 20 desa zona kuning dan 22 desa zona hijau.

Pulihnya kondisi di Kudus juga dapat dilihat dengan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit yang kian hari kian menurun.

“Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit saat ini menurun menjadi kisaran 15 persen dari yang semula nyaris 100 persen penuh di bulan Juni. Sementara untuk keterisian ruang ICU, menurun hingga kisaran 60 persen dari total 66 ruangan yang tersedia,” papar dia.

Pihaknya berharap, pasien yang sembuh kian banyak sehingga tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit dapat jauh berkurang lagi.

Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga dilakukan oleh Djarum Foundation dengan menyalurkan bantuan berupa Hospital Bed Paramount Bed 3 Crank sebanyak 300 unit ke beberapa rumah sakit di Kudus dan Jawa Tengah.

Kehadiran tempat tidur tambahan ini menjadi solusi guna membendung lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Selain itu, Djarum Foundation juga turut menyalurkan donasi berupa seperangkat alat PCR test yang terdiri dari Refrigerated Centrifudge, Vortex Mixer, dan Digital dry bath.

Tingkat Bed Occupancy Rate (keterisian tempat tidur) seluruh rumah sakit di Kudus menurun menjadi 15 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News