Beda Agama Sampai Kawin Lari, Alasan Warga Asing Mengikat Cinta di Depan Penghulu Australia
Sebelum 2008, jumlah celebrant yang beroperasi di satu area dibatasi. Tetapi setelah aturan ini dihapus, profesi ini banjir peminatnya di Australia.
"Saya beruntung karena menjadi celebrant di masa-masa awal, jadi bisa membangun bisnis saya sebelum pasar menjadi jenuh," kata Liz.
Celebrant Indonesia di Australia
Susanna Ichwandi, WNI yang tinggal di kawasan pemukiman Chatswood sekitar 10 kilometer dari pusat kota Sydney, juga menekuni profesi celebrant saat jumlah celebrant belum terlalu banyak.
Photo: Susanna Ichwandi menikahkan rata-rata 15 pasangan dalam satu tahun. (Supplied: Susanna Ichwandi)
Lowongan pekerjaan untuk menjadi celebrant ditemukannya 11 tahun yang lalu.
"Kebetulan melihat koran lokal ada iklan untuk jadi selebran pernikahan. Lalu saya cari tahu apa sih selebran itu dan pasarnya siapa."
Sembari menelusuri informasi tentang profesi ini, Susanna menemukan bahwa belum ada orang Indonesia yang berprofesi sebagai celebrant.
"Yang bisa Bahasa Melayu atau Indonesia ada, tapi bukan orang Indonesia."
Jika upacara pernikahan di Indonesia identik dengan pemuka agama, di Australia, pernikahan pada umumnya diresmikan oleh mereka yang dikenal dengan sebutan 'celebrant'
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik
- Dunia Hari Ini: Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
- Dunia Hari Ini: Timnas Garuda Muda Kalahkan Australia 1-0
- Pengakuan Jujur Pelatih Australia Soal Ernando Ari