Beda Nasib Ginting dan Jojo di All England 2019

Laporan Ainur Rohman dari Birmingham

Beda Nasib Ginting dan Jojo di All England 2019
Anthony Sinisuka Ginting. Foto: Badminton Indonesia.

jpnn.com, BIRMINGHAM - Kiprah Anthony Sinisuka Ginting di All England 2019 berakhir begitu cepat, kandas di babak pertama. Pemain kelahiran Cimahi itu kalah dari wakil Hong Kong Ng Ka Long Angus 18-21, 21-13, dan 11-21.

"Saya kurang fokus,'' kata Ginting kepada Jawa Pos di Birmingham Arena, Rabu (6/3) malam.

Menjadi unggulan kedelapan, Ginting memang tidak begitu saja dijagokan atas Ng Ka Long. Apalagi rekor pertemuannya melawan pemain 24 tahun itu tidak impresif. Dalam tujuh pertemuan sebelum All England 2019, Ginting kalah empat kali (menjadi lima kali setelah kemarin).

Selain itu, permainan Ginting juga tidak prima. Dia kerap ragu. Pemain 22 tahun tersebut sama sekali gagal mengontrol pertandingan. Terutama pada game pertama, dan lebih-lebih pada game ketiga. Ng Ka Long, pemain ranking ke-15 dunia itu, terlihat jauh lebih nyaman.

Pada game kedua, Ginting bermain baik. Tetapi dia heran juga mengapa performa lawannya tiba-tiba menurun dengan drastis. ''Saya nggak tahu ya, dia kendor sekali. Kakinya juga tidak kuat. Kayak dilepas gitu,'' tambahnya.

Namun, karena tenaga sudah terkuras dan terus ditekan, Ginting kalah mudah pada game ketiga dalam pertarungan berdurasi 58 menit itu. Ginting merasa bahwa dia tidak terbebani bermain di turnamen tertua di dunia seperti All England.

(Baca juga: 10 Unggulan Tumbang di Babak Pertama, Termasuk Minions dan Tiang Listrik)

Salah satu faktor yang membuat Ginting sulit beradaptasi cepat dengan All England tahun ini adalah shuttlecock yang berat. Selain karena jenisnya, massa shuttlecock All England bertambah karena udara dingin di Birmingham Arena. ''Tetapi itu sama sekali bukan alasan,'' tepisnya.

Ginting tak mau menjadikan Superliga Badminton sebagai alasan kegagalannya di All England 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News