Beda Nasib Ginting dan Jojo di All England 2019

Laporan Ainur Rohman dari Birmingham

Beda Nasib Ginting dan Jojo di All England 2019
Anthony Sinisuka Ginting. Foto: Badminton Indonesia.

Saat ditanya apakah bermain di Djarum Superliga Badminton 2019 menjadi salah satu faktor yang membuat performanya tidak maksimal, Ginting juga menggeleng. Padahal, ajang tersebut agak mengganggu program latihan yang sudah dipersiapkan oleh pelatih tunggal putra, Hendri Saputra.

Jatah persiapan menuju All England yang harusnya bisa intens selama dua pekan jadi berkurang tinggal satu pekan saja. Ginting yang membela Musica Trinity mengatakan, selama Superliga, dia menggeber latihan pada pagi hari. Sebab, kebanyakan laga-laga Superliga berlangsung malam hari.

Ginting sendiri gagal menunjukkan performa yang baik setelah menjadi juara China Open, September tahun lalu. Pada sembilan turnamen berikutnya, Ginting selalu saja gagal menembus semifinal. ''Iya, itu memang yang harus saya evaluasi,'' ucapnya.

Sementara itu, Jonatan Christie mengaku belajar dari kekalahan Ginting. Terutama pada game kedua saat melawan pemain Korea Selatan Lee Dong-keun. Jojo yang sudah tertinggal 11-19, mampu bangkit, mengambil game kedua dengan memborong sepuluh angka beruntun!

Jojo secara dramatis membalikkan kedudukan dan menang dengan skor 21-16 dan 21-19 dalam 46 menit. ''Rasanya saya bisa memotivasi diri sendiri untuk tidak menyerah. Ternyata memang bisa,'' katanya berseri-seri. ''Soal Ginting, di atas kertas, dia unggulan. Namun, Ka Long lebih nyaman mainnya. Apalagi dengan shuttlecock seperti ini, Ka Long yang lebih kuat fisik dan power lebih diuntungkan. Terlihat, Ginting beberapa kali enggak bisa nembus,'' ulas Jojo.

Hari ini, Jojo bakal berhadapan dengan Kidambi Srikanth (India) atau Brice Leverdez asal Prancis. (*/na)


Ginting tak mau menjadikan Superliga Badminton sebagai alasan kegagalannya di All England 2019.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News