Begini Bentuk Kerja Sama KPK-TNI Usut Kasus Bakamla

Begini Bentuk Kerja Sama KPK-TNI Usut Kasus Bakamla
Juru Bicara KPK Febri Diansyah. Foto: dok.jpnn

jpnn.com - JPNN.com -- Komisi Pemberantasan Korupsi dan Tentara Nasional Indonesia belum perlu membentuk tim koneksitas untuk mengusut dugaan suap satelit monitoring di Badan Keamanan Laut.

Sampai saat ini, KPK masih menjalankan kewenangan sesuai KUHAP dan Undang-undang KPK. Sedangkan tentara menjalankan kewenangannya berdasarkan kewenangan yang dimiliki TNI di wilayah peradilan militer.

"Yang kita lakukan terkait dengan hubungan dua wilayah ini adalah koordinasi. Sejauh ini tidak ada pembentukan tim koneksitas," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Sabtu (31/12).

Dia mengatakan, koordinasi yang dilakukan tentu bersifat sangat teknis. Misalnya pertukaran informasi, maupun kerja sama pertukaran-pertukaran pemeriksaan saksi dan lainnya.

"Saya kira sejauh ini kami mendapat sinyal yang cukup positif dari pihak TNI untuk bisa menangani dan menuntaskan perkara ini," jelas dia.

Tentunya, dia menambahkan, hal itu sesuai dengan kewenangan masing-masing antara peradilan umum dengan wilayah peradilan militer.

"Karena kita mempertimbangkan banyak hal dalam koordinasi tersebut, termausk efektivitas penanganan dan risiko-risiko hukum jika dipilih beberapa alternatif," ujarnya.

Seperti diketahui Pusat Polisi Militer TNI menetapkan Direktur Data dan Informasi Badan Keamanan Laut Laksamana Pertama Bambang Udoyo sebagai tersangka suap satelit monitoring di Bakamla.

JPNN.com -- Komisi Pemberantasan Korupsi dan Tentara Nasional Indonesia belum perlu membentuk tim koneksitas untuk mengusut dugaan suap satelit monitoring

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News