Begini BPA Bermigrasi dari Kemasan Plastik ke Air

Begini BPA Bermigrasi dari Kemasan Plastik ke Air
Ketua Perkumpulan Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL) Roso Daras. Foto: dokumen pribadi

Air yang digunakan untuk mencampur susu bubuk, harus juga terbebas dari bahan yang mengandung BPA.

"Kalau botolnya sudah free BPA, tetapi airnya dari galon yang belum free BPA hal itu jelas sangat berisiko," kata Roso Daras.

Bahaya terpapar BPA dapat mengakibatkan terganggunya hormonal, perkembangan organ tubuh dan perilaku serta gangguan kanker di kemudian hari.

"Jadi soal bagaimana migrasi BPA ke air, jelas faktor yang menentukan adalah suhu dan lamanya kontak dengan galon yang berkode plastik nomor tujuh tersebut. Makin panas dan kian lama, maka konsentrasi BPA makin tinggi. Misal, galon guna ulang yang berbahan polikarbonat diangkut dari pabrik menuju gudang dan terkena paparan matahari, disitu jelas berpegaruh kepada pelepasan BPA," ungkap Roso Daras.

Masih menurutnya, walaupun kecil sekali adanya nilai migrasi akan tetapi itu tetap ada dan berpotensi meninggalkan residu pada produk. Belum lagi jika galon tersebut berkali-kali digunakan.

"Pertanyaannya, sampai berapa kali galon berkode plastik nomor tujuh tersebut digunakan? Atas dasar apa produsen mengetahui galon tersebut sudah digunakan berapa kali?" ungkapnya.

Permenperin sebenarnya mengatur mengenai pemberlakuan SNI secara wajib untuk produk AMDK yang merevisi peraturan tahun 2016. Terdapat suatu acuan dalam pencucian kemasan galon yang pakai ulang dalam suatu Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 26 tahun 2019. Pada halaman 31 ada metode pencucian kemasan pakai ulang dengan menggunakan detergen foodgrade dengan suhu 55-75C.

"Sayangnya, hingga kini belum ada peraturan pemerintah tentang penggunaan kemasan plastik berbahan polikarbonat dengan kode nomor tujuh yang digunakan berulang kali secara mendetail, seperti bagaimana standar distribusinya, bagaimana standar kualitasnya dan standard bagaimana mencegah agar BPA yang berbahaya tidak terlepas dan bermigrasi larut dalam air," kata dia.

Ketua Perkumpulan JPKL Roso Daras mendesak BPOM memberi label pada galon guna ulang supaya tidak dikonsumsi oleh bayi, balita dan janin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News