Begini BPA Bermigrasi dari Kemasan Plastik ke Air

Begini BPA Bermigrasi dari Kemasan Plastik ke Air
Ketua Perkumpulan Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL) Roso Daras. Foto: dokumen pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Perkumpulan Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL) Roso Daras menjelaskan, kemasan plastik polikarbonat dengan kode plastik nomor tujuh mengandung Bisphenol A atau BPA yang berbahaya ini melakukan migrasi dari kemasan plastik ke air yang disimpannya.

Menurut Danish Ministry of the Environment dalam tulisan Environment project no 1710 tahun 2015 tentang Migration of Bisphenol A from Polycarbonate Plastic of different qualities, berkesimpulan bahwa pelepasan BPA dari PC dalam kontak dengan simulasi makanan berkorelasi positif dengan suhu (T) dan waktu (t) kontak.

Pada suhu yang lebih rendah (misalnya 0-70 celsius) pelepasan BPA lambat dan dikendalikan oleh difusivitas dalam jumlah besar dan polimer padat.

"Pelepasan BPA lambat ini tentu saja tetap berbahaya. Karena walaupun kecil jumlah migrasi BPA-nya, tetap saja dapat mencemari makanan atau minuman," ungkap Roso Daras lewat keterangannya.

Begitu juga dengan galon guna ulang yang berkode plastik Nomor tujuh. Tidak pernah ada yang tahu bagaimana galon guna ulang tersebut mengalami beberapa kali paparan matahari.

Saat baru keluar dari pabrik kemudian diangkut dengan truk menuju ke gudang distributor. Kemudian, kata dia, dari distributor dikirim ke star outlet juga menggunakan truk, dari star outlet dikirim ke toko-toko, semua menggunakan truk. Yang sangat mungkin terkena paparan matahari.

"Kemudian saat dipajang di toko-toko tak sedikit yang terkena matahari juga. Saat galon mengalami pencucian, untuk kemudian digunakan lagi, galon disemport dengan air panas bersuhu sekitar 70 derajat celcius. Nah pada kesempatan ini, galon mengalami pemanasan yang bukan tidak mungkin mengaktifkan zat BPA yang berbahaya," katanya.

BPA yang luruh ke air tentu saja sangat berbahaya bagi bayi, balita dan janin pada ibu hamil. Botol susu bayi sudah diwajibkan terbebas dari BPA, karena bersentuhan langsung.

Ketua Perkumpulan JPKL Roso Daras mendesak BPOM memberi label pada galon guna ulang supaya tidak dikonsumsi oleh bayi, balita dan janin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News