Begini Cara Khofifah Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Daerah Lain Coba Lihat

Begini Cara Khofifah Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Daerah Lain Coba Lihat
Mangrove (KRM) bisa mencegah bencana hidrometeorologi. ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya

jpnn.com, GRESIK - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memiliki cara tersendiri dalam melakukan pencegahan bencana hidrometeorologi.

Dia mendorong semua pihak termasuk daerah untuk melakukan penguatan ekosistem lingkungan, salah satunya dengan gerakan restorasi tanam mangrove atau bakau.

"Ini bagian dari ikhtiar menahan laju perubahan iklim. Mangrove selain sebagai kawasan ekologi yang berfungsi melindungi habitat dan ekosistem di kawasan ekonomi esensial juga sebagai sabuk hijau pelindung kawasan pesisir," kata Gubernur Jatim Khofifah, usai menanam mangrove di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jatim, Kamis.

Eks Menteri Sosial itu menyatakan ke depan peran serta partisipasi masyarakat untuk rehabilitasi mangrove dan pengelolaannya harus lebih digalakkan.

"Di akar-akar mangrove itu ada kepiting, di akar mangrove itu ada udang. Kepiting dan udang memakan plankton-plankton di akar mangrove. Nah sekarang kalau ekosistemnya kita bangun maka habitat laut bisa bertumbuh dan berkembang kembali. Ini akan menjadi bagian dari penguatan ekosistem dan saya dukung lingkungan," kata Khofifah.

Menurut Khofifah, ekosistem mangrove memiliki keterkaitan erat terhadap perubahan iklim. Keberadaan mangrove yang sehat di kawasan pesisir dapat meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim dan meminimalisir dampak bencana alam, seperti tsunami, badai dan gelombang.

Khofifah berharap gerakan restorasi mangrove ini bisa menjadi sebuah gerakan bersama.

Kepala Dinas Kehutanan Jatim Jumadi mengatakan telah menyiapkan 5.000 batang bibit tanaman untuk wilayah Tuban dan Gresik.

Begini Cara Gubernur Jatim Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Mungkin Bisa Jadi Contoh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News