Begini Cara Petani Cabai Banyuwangi Raih Untung Ratusan Juta

Begini Cara Petani Cabai Banyuwangi Raih Untung Ratusan Juta
Bupati Banyuwang Abdullah Azwar Anas. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Berkat manajemen waktu tanam yang jitu, para petani cabai di wilayah selatan Kabupaten Banyuwangi meraup laba besar. Mereka menuai untung dari peningkatan harga cabai yang berkisar Rp 60.000 per kilogram.

Ketua Kelompok Tani Ketileng Makmur, Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, Imam Badrus menjelaskan, biaya produksi mulai pupuk hingga perawatan, per pohon ‎menghabiskan Rp 5.000. Satu pohon bisa menghasilkan 5-6 ons atau setengah kilogram cabai.

"Satu hektare lahan di desa ini 18.000 pohon cabai. Beda dengan desa sentra cabai lainnya di Banyuwangi, seperti Wongsorejo, yang mungkin lebih banyak karena jarak antarpohon lebih rapat," kata Badrus.

Dia menyebutkan, biaya produksi satu hektare lahan cabai rata-rata Rp 90 juta. Dengan harga jual petani Rp 50.000 per kilogram, satu pohon cabai bisa menghasilkan Rp 25.000. Apabila 18.000 pohon cabai bisa menghasilkan Rp 450 juta, dengan demikian keuntungan pemilik lahan cabai berlipat-lipat.

Apabila dipotong biaya produksi, keuntungannya bisa mencapai Rp 360 juta per hektare. "Kalau soal keuntungan, ya banyak banget. Alhamdulilah," kata Badrus tersenyum.

Begini Cara Petani Cabai Banyuwangi Raih Untung Ratusan Juta

Badrus mengatakan, bersama Dinas Pertanian Banyuwangi, kelompoknya mencari celah saat menanam cabai. Panen bulan ini merupakan hasil tanam pada September hingga Oktober tahun lalu.

"Kami atur waktu perkiraan panennya agar dapat harga terbaik. Misalnya yang panen sekarang ini, adalah hasil kami tanam Agustus-Oktober 2017. Alhamdulillah sesuai perkiraan harga sekarang sangat baik. Intinya, petani jangan latah, tapi harus tahu di mana celah waktunya," tambah Badrus.

Petani cabai di Banyuwangi bisa meraih keuntungan Rp 360 juta per hektare dengan cara menanam yang tepat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News