Begini Pembuatan Perahu Untuk Pacu Jalur di Kuansing, Ada Ritual Magis

Begini Pembuatan Perahu Untuk Pacu Jalur di Kuansing, Ada Ritual Magis
Prosesi menarik jalur oleh masyarakat Kuansing, pada 2019 silam. Foto: Dispar Riau.

jpnn.com - KUANSING - Pembuatan jalur atau kano, atau sampan yang digunakan masyarakat Kabupaten Kuansing, Riau untuk Pacu Jalur ternyata tidak mudah. Banyak ritual untuk membuat satu jalur.

Kepala Dinas Pariwisata Riau Roni Rakhmat mengatakan bahwa pembuatan satu jalur yang dimiliki oleh masyarakat Kuansing harus melalui beberapa ritual penting.

Mulai dari Maelo Jalur, satu di antara budaya Pacu Jalur.

"Kegiatan ini merupakan sebuah tradisi menarik kayu gelondongan dari hutan ke desa,” kata Roni kepada JPNN.com Kamis (24/8).

Dahulu kala, jalur atau kayu gelondongan itu ditarik beramai-ramai oleh masyarakat setempat. Mereka menggunakan rotan yang diikatkan di sebuah kayu bulat jenis kempas.

“Kayu yang dipilih bukan kayu sembarangan, harus dicari di tengah hutan melalui prosesi magis oleh sang pawang,” ujar Roni.

Ukuran kayu yang akan ditebang berdiameter 60-80 cm dengan panjang 30–50 meter. Tujuannya agar nantinya bisa ditumpangi 40 hingga 60 pedayung Pacu Jalur.

“Sebelum kayu jalur ditebang, masyarakat menggelar doa bersama atau syukuran,” tutur Roni.

Perahu yang digunakan pada Pacu Jalur bukan sembarangan. Pembuatannya harus melalui ritual khusus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News