Begini Strategi Subsektor Hortikultura Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Global, Mantap!

“Khususnya terkait isu-isu strategis terkait pertanian. Kami mengawal sebagai para penulis dan periset untuk dapat menerbitkan dengan buku-buku bertema pertanian. Ini adalah kesempatan agar semakin intens utuk melakukan penerbitan buku di sektor pertanian, karena terkait keberlangsungan hidup manusia,” terang Ayom.
Peneliti dari Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB Perdinan menyebut perubahan iklim menyentuh perbagai aspek.
Sejauh ini diskusi dan rumusan terkait teknis dan kebijakan secara intensif dilakukan bersama 17 kementerian terkait.
Menurut Perdinan, dinamika ekonomi dan lingkungan memiliki keterkaitan yang berdampak pada PDB.
Untuk itu, menurut dia, perlu rumusan bersama mengenai langkah pengendalian dari sisi kebijakan dan teknis di lapangan.
"Target utama hingga 2050 adalah kita ingin mencapai resiliensi iklim pada ekonomi, sosial dan lingkungan dengan catatan tidak ada sektor yang tertinggal," terangnya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya menginginkan adapatsi perilaku dan teknologi, integritas data dan informasi, dan melindungi sumber daya alam di darat dan laut.
Lebih lanjut Perdinan mengatakan, pangan menjadi salah satu prioritas dan diharapkan mendukung resiliensi sekurang-kurangya 1,72 persen GDP melalui transformasi ekonomi rendah karbon.
Subsektor hortikultura telah menyiapkan berbagai strategi mengatasi dampak perubahan iklim global, simak selengkapnya
- Hari Bumi 2025, Telkom Gelar Konservasi Lingkungan Secara Serentak di Indonesia
- Telkom Libatkan Komunitas Lokal, UMK, & Masyarakat untuk Perubahan Bumi
- Buku 'Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau?, Mengulas Tantangan Pembiayaan Energi
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar
- HKTI dan PKTHMTB Bersiap Menanam Sorgum Seluas 100 Hektare
- Remaja Pembaharu Ashoka Tawarkan Solusi Kreatif Bagi Masalah Sosial dan Lingkungan