Begini Strategi Subsektor Hortikultura Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Global, Mantap!

“Sekaligus juga resiliensi dalam sistem pangan, air dan energi. Selain itu juga mewujudkan resiliensi sosial dan sumber penghidupan sebesar 0,32 persen PDB melalui peningkatan kapasitas dalam berbagai sistem kehidupan,” terangnya.
Editor sekaligus tim IPCC, Edvin Aldrian mengatakan bahwa proses dan hasil perhitungan emisi GRK sub sektor peternakan dengan metode TIER 2 juga menjadi focus IPCC.
IPCC adalah suatu organisasi antarpemerintah ilmiah yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia untuk memajukan pengetahuan tentang perubahan iklim akibat aktivitas manusia.
“Ternak seperti sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, kuda, babi dan unggas tercatat sebagai penyumbang emisi GRK. Hal ini menjadi perhatian bersama sehingga ke depan Indonesia harus merujuk pada IPCC,” ujar Edvin.
Sementara itu, Koordinator Dampak Perubahan Iklim Agung Sunusi mengatakan bahwa subsektor pertanian menyumbang emisi GRK 6 persen terhadap emisi GRK nasional dari bersumber utama CO2 dari penggunaan lahan, kebakaran gambut, kotoran hewan, penggunaan pupuk dan sendawa kotoran hewan.
Kenaikan konsentrasi CO2 di atmosfer hingga 417 ppm menyebabkan kenaikan suhu global mencapai 0,74 Celcius. Perubahan DPI ini berdampak pada cabai dan bawang merah.
"Tantangannya terutama pada tanaman hortikultura yang sensitif pada ketersediaan pangan, perubahan pada respon tanamannya termasuk serangan OPT,” kata Agung.
Intinya, lanjut Agung, solusi penanggulangan dan antisipasi perubahan iklim adalah pembangunan budidaya ramah lingkungan.
Subsektor hortikultura telah menyiapkan berbagai strategi mengatasi dampak perubahan iklim global, simak selengkapnya
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Hari Bumi 2025, Telkom Gelar Konservasi Lingkungan Secara Serentak di Indonesia
- Telkom Libatkan Komunitas Lokal, UMK, & Masyarakat untuk Perubahan Bumi
- Buku 'Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau?, Mengulas Tantangan Pembiayaan Energi
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar