Beginilah Kesibukan Para Pemburu Gerhana Matahari

Beginilah Kesibukan Para Pemburu Gerhana Matahari
Kordinator kegiatan HAAJ Nurdiansyah (kanan) dan Eka Vikrrustiandini (kiri) saat berada di Planitarium, Jakarta, Sabtu (13/2/2016). FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Dirga menjelaskan, A2DC akan berangkat sekitar 6 Maret. Mereka akan mengecek dulu arus perairan dan kedalaman maksimal penyelaman. Lantaran saat gerhana kondisi laut gelap, ada batas maksimal penyelaman. Yakni 30–40 meter. Selain itu, mereka berlatih jika pada saat gerhana tiba-tiba arus menjadi kencang. ”Sebab, pada saat gerhana ada perubahan gravitasi. Gravitasi semakin kencang,” jelasnya.

Lantas, apa yang akan diamati di bawah laut jika kondisinya gelap gulita? Dirga mengatakan, justru itu merupakan hal yang menarik. Dari riset yang dia lakukan, GMT akan membuat pusing hewan yang hidup di air. 

Ikan yang keluar pada malam hari tiba-tiba akan keluar, sedangkan ikan yang beraktivitas pagi seketika akan tidur. Lantaran lama gerhana singkat, biota laut itu akan dibuat bingung. ”Nanti akan menarik. Kami akan rekam,” terangnya.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga tak mau ketinggalan bakal melakukan pengamatan. Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lapan Emanuel Sungging Mumpuni menyebutkan, ada lima peneliti NASA yang akan ikut bergabung dengan tim Lapan. Pengamatan itu, terang Sungging,  akan dilakukan di Maba, Halmahera Timur. ”Untuk riset gerhana,” ungkapnya, ”ini kali pertama kerja sama peneliti Indonesia dengan NASA.” 

Selain di Maba, tim peneliti dari Lapan diterjunkan ke Ternate. Sungging menjelaskan, di Ternate nanti dilakukan dua penelitian tentang gerhana. Dua penelitian itu adalah efek lensa gratifikasi melalui pengamatan gerhana matahari dan gangguan geomagnet terkait dengan gerhana matahari.

Tentu para pegiat Jejak Langit juga tak kalah sibuk. Gigih mengaku akan berangkat duluan ke Belitung sebelum rombongan bertemu pada 8 Maret. ”Saya harus mempersiapkan segala sesuatunya,” kata dia. 

Sementara itu, Donna berharap efek GMT tak hanya dirasakan pada hari H, tapi juga setelahnya. Sehingga semakin banyak orang yang menggemari astronomi. Terutama kalangan anak-anak dan anak-anak muda. ”Setelah gerhana, kami berencana bikin tur astronomi rutin. Misalnya melakukan pengamatan di Bromo,” jelasnya. (*/c9/ttg)
 


GERHANA matahari terjadi bulan depan, 9 Maret 2016. Pengamatan tidak hanya akan dilakukan di daratan. Tapi juga di bawah laut. NASA pun turut mengirim


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News