Beginilah Kondisi Warung Sate Klathak setelah Jadi Lokasi Shooting AADC2

Pembeli Membeludak, Omzet Kian Berlipat

Beginilah Kondisi Warung Sate Klathak setelah Jadi Lokasi Shooting AADC2
Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

”Pindah-pindah terus tiap tahun. Akhirnya kembali ke tempat Mbah Ambyah berjualan dulu, tapi sudah jadi pasar,” tutur Bari yang sudah meneruskan usaha keluarga itu sejak 1992.

Bari belajar langsung dari ayahnya. Sejak masih berusia 15 tahun, ia selalu membantu Wakidi berjualan sate klathak sehingga tahu persis cara meracik bumbu dan mengolahnya.

Untuk bumbu sate klathak, kata Bari, sebenarnya gampang. Sebab, bumbunya hanya garam. “Sate minimalis liiss…,” candanya

Namun, ada kuncinya. Yakni saat membakar satenya tidak boleh terlalu matang dan bumbunya hanya garam.

Minimalisnya sate klathak tidak hanya dari bumbunya. Untuk ukuran harganya pun sangat terjangkau. Seporsi hanya Rp 20 ribu yang berisi sepuluh tusuk sate, nasi, kuah gulai, dan segelas air minum.

Bari juga menyuguhkan teh panas. Hanya saja, pemanisnya menggunakan gula batu.

Ketenaran warung sate klathak Pak Bari semakin populer di telinga masyarakat Yogyakarta bahkan seluruh Indonesia tak lama setelah film AADC2 dirilis. Film laris itu memang memilih salah satu lokasi shooting di warung sate milik Bari.

Sebelum menjadi lokasi salah satu adegan AADC2, warung sate Bari biasanya baru tutup pada jam 01.00 atau bahkan 02.00. Tapi, kini sate klathak seolah mendapat berkah dari film yang dibintangi Dian Sastro dan Nicholas Saputra itu. Pada pukul 21.00 saja biasanya dagangan Bari sudah ludes.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News