Begitu Jarang Abaya

Oleh Dahlan Iskan

Begitu Jarang Abaya
SENJA DI DOHA: Dahlan Iskan (kanan) sedang menikmati suasana senja di Doha, Qatar. Foto: disway.id

Sangat mengenaskan. Umur 12 tahun. Telanjang. Di atas tempat tidur rumah sakit sederhana.

Hanya terlihat tulang-tulangnya. Seperti tengkorak. Itulah, tulis New York Times, hasil keterlibatan Amerika. Dalam mendukung serangan Arab Saudi ke Yaman. Yang hanya membuat ribuan rakyat Yaman tewas. Dan jutaan orang menderita. Kelaparan.

Kini Arab Saudi lagi kehilangan angin. Sejak kasus Jamal Khashoggi 2 Oktober lalu.

Raja Salman yang sudah tua sampai turun gunung. Keliling ke daerah-daerah. Meredakan kemarahan. Setelah putranya begitu agresif: menangkap saudara-saudaranya sendiri. Dengan tuduhan korupsi. Menangkapi aktivis. Yang anti padanya. Menyerang Yaman. Dengan bom-bomnya. Memblokade Qatar.

Khashoggi jadi martir untuk perubahan politik di Saudi. Pangeran MBS mungkin tetap akan jadi raja. Setelah dua tahun terakhir diserahi menjalankan kerajaan sehari-hari. Dengan gegap gempita agresivitasnya.

Di Yaman, perjanjian perdamaian sudah ditanda-tangani. Dua minggu lalu.

Tapi blokade terhadap Qatar belum tahu: siapa yang bisa menjadi penengah. Turki masih terus menuntut ekstradisi. Agar para pembunuh Khasoggi diserahkan. Agar jenazah Khasoggi diumumkan: diapakan dan ditaruh di mana. Agar keterlibatan ‘penguasa tertinggi’ Arab Saudi terus diselidiki. Kalau perlu oleh PBB.

Jangan-jangan sepak bola yang akan jadi penengah. Arab Saudi kan harus mengirimkan tim sepak bolanya. Ke piala dunia di Qatar. Tahun 2022 nanti.

Pangeran MBS kurang berkibar-kibar lagi. Perang di Yaman juga sudah mereda. Mestinya kebencian Arab Saudi ke Qatar juga menurun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News