Bekal Hidup Setelah Keluar dari Penjara, Sempat Dipuji Menteri Yasonna

Bekal Hidup Setelah Keluar dari Penjara, Sempat Dipuji Menteri Yasonna
Pekerja meracik Kedai Kopi Jejra di Rutan Cipinang, Jakarta, Rabu (26/7/17). Kedai Kopi ini merupakan binaan narapidana Rutan Cipinang. FOTO: FEDRIK TARIGAN/JAWA POS

jpnn.com - Hingga saat ini sudah sekitar seratus warga binaan dididik jadi barista di Jeera Coffee House yang terletak di Rutan Cipinang. Berkat keterampilan mereka, kedai kopi itu berkembang hingga bisa membuka cabang.

ANDRA NUR OKTAVIANI, Jakarta

DI kedai yang belum sepenuhnya tertata itu, Muhammad Toha tampak sibuk. Menata dengan hati-hati berbagai peralatan kopi.

Ada grinder, French press, moka pot, v60, Vietnam drip, dan teko air. Setelah semuanya rapi, dia mulai mengambil biji kopi. Memasukkannya ke grinder untuk digiling jadi bubuk kopi.

Pada Rabu siang pekan lalu itu (26/7), kedai kopi tersebut memang belum beroperasi lagi. Lantaran baru selesai direnovasi seminggu. Tapi, di hadapan Jawa Pos dan petugas rutan yang mendampingi, Toha tetap dengan cekatan memperlihatkan keterampilannya sebagai barista.

”House blend kami 50 Jawa dan 50 Sumatera. Perpaduan robusta dan arabika,” ujar mantan pegawai bank itu.

Menjadi barista di Jeera Coffee House, kedai kopi di sudut sebelah wihara kompleks Rutan Kelas I Cipinang, tak ubahnya sebuah kesempatan kedua baginya. Bekal bagi hidupnya kelak setelah selesai menjalani 6,5 tahun penjara karena kasus narkoba.

Rajes Khanwar bahkan sudah merasakan langsung bagaimana Jeera yang konsumennya narapidana, tahanan, dan petugas di Rutan Cipinang mengubah hidupnya.

Hingga saat ini sudah sekitar seratus warga binaan dididik jadi barista di Jeera Coffee House yang terletak di Rutan Cipinang. Berkat keterampilan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News