Bekantan di Teluk Balikpapan Terancam Punah

Bekantan di Teluk Balikpapan Terancam Punah
Bekantan di Teluk Balikpapan Terancam Punah
Sebelum membuat pandangan soal keberlangsungan bekantan ini, Stan -sapaan akrabnya juga pernah mengkritisi pembangunan jembatan itu yang dinilainya dapat membawa dampak buruk bagi kelestarian lingkungan di kawasan itu.

Sementara khusus bekantan, kata dia, hewan ini adalah jenis primata yang sangat unik. Bukan hanya karena hidung jantan dewasa yang besar, tetapi juga karena memiliki sejumlah kekhasan lain, seperti bentuk badan dan perilaku.

Di hutan mangrove Teluk Balikpapan, Bekantan paling suka makan daun, bunga, dan buah pohon rambai laut (Sonneratia alba). Selain itu mereka bisa makan daun muda dari jenis-jenis mangrove lain tetapi dari setiap jenisnya hanya makan dengan jumlah yang terbatas untuk menghindari keracunan.

"Karena itu, mereka harus mencari sebagian makanan lain juga di hutan sekunder di luar hutan mangrove. Jika hutan mangrove terisolasi dari hutan di sekitarnya, rambai laut dapat rusak sampai mati karena konsumsi berlebihan oleh Bekantan sekaligus kerusakan pohon oleh ulat bulu. Lalu kemudian, bekantan akan punah dari hutan mangrove karena keterbatasan sumber makanan. Hal ini sudah mulai terjadi di wilayah Sungai Somber, Balikpapan," katanya.

PENAJAM - Bekantan (Nasalis larvatus) hanya dapat ditemukan di Kalimantan. Jumlah populasinya sekitar 25.000 ekor. Di Teluk Balikpapan hidup 1.400

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News