Bela Negara Bukan Sekadar Urusan Fisik
Senin, 12 November 2012 – 19:27 WIB

Bela Negara Bukan Sekadar Urusan Fisik
Dikatakan Sabil, selama ini bela negara lebih dipahami bersifat fisik. Kedepan, bela negara harus lebih ke hal-hal yang soft power. Misalnya, bela negara dalam konteks menjaga dan mengembangkan kebudayaan, mencegah dominasi investasi asing, mempertahankan hasil-hasil bumi dari penguasaan oleh kelompok asing atau segelintir orang pengusaha, dan bentuk bela negara lainnya.
.
Sabil menilai, semangat bela negara terutama surut sejak masa reformasi 1998. Hal itu disebabkan karena semua produk yang dianggap warisan Orde Baru dihilangkan. Akibatnya, pelajaran Pancasila dan UUD 1945 dalam sekolah yang menjadi modal dasar dalam konsep bela negara juga hilang. Padahal pelajaran Pancasila itu sangat penting karena memuat pemahaman menyangkut bela Negara.
“Kami ingin memperjuangkan agar pelajaran Pancasila kembali diajarkan di sekolah-sekolah. Memang tidak berupa doktrin seperti pada Orde Baru, tetapi lebih ke pemahaman dan pengetahuan akan bela Negara,” ujar Sabil yang juga kader Partai Golkar ini.
Sementara Sekjen GBN Mustafa M Radja menyampaikan maraknya gerakan yang melawan asas persatuan, kejujuaran, keadilan dan kedamaian dalam masyarakat akhir-akhir ini.
JAKARTA - Semangat bela negara dinilai telah memudar di kalangan masyarakat saat ini. Masyarakat terlihat cuek dan acuh terhadap pertahanan dan keamanan
BERITA TERKAIT
- Kapolda Sumbar Perintahkan Usut Tuntas Kecelakaan Maut Bus ALS di Padang Panjang
- Pencari Kerja Padati Job Fair Jakarta 2025, Ada 12 Ribu Lowongan Pekerjaan Tersedia
- Kala Bhikkhu Thudong Singgah di Masjid Agung Semarang: Wujud Persaudaraan Lintas Iman
- Menko Polkam: Pemerintah Bentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme & Ormas Meresahkan
- Masukan Buat Prabowo dari Innovation Summit Southeast Asia 2025
- B2W Capai 80 Persen Target Kuartal I 2025, Siapkan Revitalisasi 15 Korwil se-Indonesia