Belajar di Rumah, Membangun Kesadaran Bahwa Pendidikan Anak Tanggung Jawab Orang Tua

Belajar di Rumah, Membangun Kesadaran Bahwa Pendidikan Anak Tanggung Jawab Orang Tua
Anggota Fraksi PAN DPR RI Prof Zainuddin Maliki. Foto: source for JPNN.com

Padahal sebenarnya belajar di rumah, bisa dijadikan media untuk membangun softskill. Termasuk menumbuhkan semangat kemandirian belajar siswa.

Semangat besar dalam penuntasan capaian yang diminta kurikulum, disertai minimnya kemampuan guru mendesaian pembelajaran daring yang kreatif dan inovatif, menyebabkan pemberian tugas siswa jadi pilihan hampir semua guru.

"Akibatnya mudah ditebak. Siswa lalu menerima beban soal yang harus dikerjakan melebihi kapasitas kerja mental, fisik maupun otaknya," sambung legislator Dapil Jawa Timur X ini.

Prof Zainuddin bahkan menjumpai seorang ibu di desa Padang Bandung, Dukun, sekitar 20 menit dari Kota Gresik.

Di masa pandemi corona ini masih merasa harus buka toko kecilnya. Sambil menunggu konsumen beli pulsa, si ibu yang masih belum mengenakan masker ini membimbing dua anaknya.

"Seorang lagi temannya ikut bergabung. Tanpa hirau keharusan melakukan physical distancing anak-anak itu mengerjakan soal yang sudah diberikan gurunya," ungkap Anggota Badan Legislasi DPR ini.

Demikian juga yang dia jumpai tidak jauh dari toko pulsa tadi. Di rumah baru minimalis, yang di depan pintu gerbang tersedia tempat cuci tangan lengkap dengan sabun pembersih, seorang ibu rumah tangga sedang menjalankan peran sebagai guru. Dia dampingi anaknya yang baru kelas 4 SD mengerjakan soal matematika dan Bahasa Inggris.

Namun, kata Prof Zainuddin, ibu tersebut bisa menunjukkan satu portofolio pengembangan softskills yang cukup menarik.

Profesor Zainuddin Maliki menilai, proses siswa belajar di rumah yang ada sejauh ini umumnya berjalan seadanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News