Belajar Online, Mayoritas Guru Hanya Memberi Tugas tanpa Interaksi dengan Siswa

Belajar Online, Mayoritas Guru Hanya Memberi Tugas tanpa Interaksi dengan Siswa
Indra Charismiadji menyoroti pelaksanaan belajar online. Foto: Mesya/JPNN.com

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;

12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

"Melihat prinsip pembelajaran di atas harusnya guru-guru kita sudah siap menghadapi situasi belajar di rumah seperti sekarang. Apalagi standar di atas sebagai bagian dari 8 pilar pendidikan Indonesia sudah diterbitkan sejak 2016," terangnya.

Ini sudah 4 tahun dan pemerintah telah mengeluarkan biaya triliunan rupiah melatih guru-guru baik yang dilakukan Kemendikbud sendiri maupun melalui program PPG agar dapat melakukan proses pembelajaran sesuai dengan standar di atas.

"Program-program pelatihan guru yang memakan uang rakyat dengan jumlah besar ternyata masih sebatas event, tidak pernah terukur, dan dievaluasi learning output atau hasil belajarnya. Hal ini sangat berbahaya dalam mensukseskan program pembangunan SDM unggul di mana pendidik adalah ujung tombaknya," tandasnya. (esy/jpnn)

Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji menyoroti pelaksanaan belajar online saat siswa belajar di rumah untuk mencegah penularan virus corona, Covid-19.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News