Belasan Politikus Inggris Incar Bekas Kursi Theresa May

Belasan Politikus Inggris Incar Bekas Kursi Theresa May
PM Inggris Theresa May bakal kembali mengajukan proposal Brexit kepada Parlemen Inggris. Foto: Aljazeera

Menteri Pekerjaan dan Pensiunan Amber Rudd juga digadang-gadang sebagai pengganti May. Jika terpilih, dia akan menjadi PM perempuan ketiga di Inggris. Tapi, Amber Rudd menampik ingin maju. Kepada Daily Telegraph dia menegaskan bahwa kali ini bukan waktu untuk dirinya maju sebagai kandidat ketua Partai Konservatif. Dia malah menegaskan bisa bekerja sama dengan Boris Johnson. "Saya sebelumnya pernah bekerja dengannya, kami bisa bekerja sama," terang dia kepada BBC.

Menteri Lingkungan Michael Gove juga belum memberikan kepastian. Padahal, namanya ikut menjadi pembicaraan dalam bursa kandidat. Sejauh ini, yang paling diunggulkan memang Boris Johnson. Disusul mantan Menteri Brexit Dominic Raab dan Gove.

Johnson sejak awal merupakan pendukung Brexit. Tidak seperti May. Sebelum menjadi PM, May mendukung agar Inggris tetap bersatu dengan UE. Tapi, ketika menerima mandat sebagai PM, dia tetap memperjuangkan amanat rakyat yang tertuang dalam referendum. Yaitu, Inggris ingin bercerai dari UE.

BACA JUGA: Inggris Mesra dengan Huawei, AS Ancam Putus

Johnson sudah lama ingin menjadi PM. Kali ini dia bakal berusaha sekuat tenaga untuk bisa menggantikan May. Jika Johnson terpilih, bisa dipastikan apa pun yang terjadi dia akan memilih Brexit. Sangat mungkin setelah terpilih dia akan mengusulkan percepatan pemilu untuk meningkatkan mandat untuknya. Sayang, banyak yang tak suka dengan Johnson. Termasuk Rory Stewart. Dia menyatakan tak bisa bekerja sebagai pejabat pemerintahan Inggris jika Boris Johnson menjadi PM.

Johnson maupun Raab sama-sama ingin pisah dari UE. Mereka berpeluang membawa Inggris keluar dari UE tanpa kesepakatan alias no deal Brexit. Pisah tanpa kesepakatan adalah hal yang ditakutkan banyak pihak, utamanya para pengusaha.

Siapa pun yang jadi pemenang nanti, dia punya tugas berat. Yaitu, mendapatkan dukungan dari parlemen untuk menyetujui kesepakatan yang sebelumnya sudah dicapai antara May dan UE. May tiga kali gagal melakukannya. PM selanjutnya harus lebih luwes melobi agar bisa berhasil. (Siti Aisyah/c10/dos)


Jumat (24/5) Theresa May meletakkan jabatannya sebagai ketua Partai Konservatif. Pengunduran dirinya membuat jabatan ketua partai sekaligus perdana menteri (PM)


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News