Beli Bekas Gereja, WNI di Inggris Segera Punya Masjid Indonesia

Beli Bekas Gereja, WNI di Inggris Segera Punya Masjid Indonesia
Sejumlah WNI berkegiatan di depan sebuah bangunan di Neasden, Clifford Way, North London, yang akan dijadikan Masjid Indonesia. Foto: IIC London

“Penambahan terbesar berasal dari kanal-kanal digital. Kami menggelar beberapa acara online dan dari situ dana yang kami kumpulkan bertambah secara signifikan,“ kata Eko.

Kepala Wali Amanat IIC Memet Purnama Hasan menuturkan upaya merintis pembangunan Masjid Indonesia di London itu dimulai sejak pertengahan 1990-an.

“Saya masih ingat, ikhtiar untuk mendirikan masjid warga Indonesia di Inggris dicetuskan secara formal pada Januari 1996,” tutur perantau asal Indonesia yang sudah puluhan tahun bermukim di Inggris itu.

Syahdan, para WNI pun mulai mengumpulkan dana untuk membeli properti yang akan dijadikan lokasi kegiatan keagamaan. Ikhtiar itu dibarengi dengan pendirian yayasan dan pembentukan kepanitiaan.

Akhirnya, para WNI itu membeli sebuah rumah di Wakemans Hill Avenue, London Utara, yang juga dijadikan pusat IIC. Namun, seiring waktu berjalan, rumah itu sudah tidak mampu menampung jumlah peserta kegiatan keagamaan yang terus bertambah.

Menurut Memet, kebutuhan WNI di Inggris akan masjid Indonesia kian urgen. Keinginan mendirikan Masjid Indonesia di London kian menggebu karena banyak umat Islam dari negara lain yang sudah memiliki fasilitas serupa di ibu kota Inggris itu.

“Ada masjid yang didirikan oleh komunitas Bangladesh, Pakistan, Turki, dan dari beberapa negara lain, sementara warga Indonesia dari negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia tidak memiliki masjid di Inggris,” tutur Memet.

Penggalangan dana pun berlanjut. Kepanitiaan untuk pembangunan masjid juga diremajakan.

Cita-cita selama puluhan tahun untuk memiliki Masjid Indonesia di Inggris akan segera terwujud setelah panitia pembangunan masjid membeli bangunan bekas gereja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News