Beli Pertalite dan Solar via MyPertamina, Pengamat: Waktunya Kurang Pas

Beli Pertalite dan Solar via MyPertamina, Pengamat: Waktunya Kurang Pas
Ekonom menilai pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite dan Solar melalui MyPertamina tidak tepat. Ilustrasi SPBU: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite dan Solar melalui MyPertamina dinilai belum tepat.

Pasalnya, masih banyak kelas menengah yang kesulitan dalam mengakses MyPertamina karena disebabkan berbagai hal, seperti tidak memiliki gadget, beli paket data.

Pada intinya pemerintah ingin membatasi alokasi BBM subsidi, tapi dilakukan ditiming yang kurang pas. Tentu ada cost tambahan yang dibebankan ke konsumen," ujarnya Bhima saat dikonfirmasi, Rabu (29/6).

Selain itu, masih belum ada kejelasan seleksi kendaraan yang berhak mendapat Pertalite langsung berkorelasi dengan pendapatan tiap anggota keluarga, sementara ada masyrakat yang membeli mobil baru untuk menghidupi keluarga.

"Bisa jadi mobil baru yang dibeli untuk disewakan bukan pemakaian pribadi melainkan menggunakan skema cicilan. Variabel ini perlu dipahami Pertamina. Jangan sampai yang berhak beli BBM subsidi, tapi dianggap orang mampu," ungkapnya.

Lebih lanjut, menurut Bima, dalam mengatur pembatasan pembelian BBM agar lebih tepat sasaran perlu adanya sinkronisasi data dari berbagai kementerian atau lembaga.

"Sinkronisasi harusnya dilakukan kalau mau BBM subsidi tepat sasaran, misalnya men-sinkronisasi dari data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Kemensos dan data UMKM skala mikro yang berhak mendapatkan Pertalite," katanya.

Sebelumnya, pemerintah melalui PT Pertamina akan menerapkan aturan baru pembelian BBM khusus penugasan (JBKP) atau BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar

Ekonom menilai pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite dan Solar melalui MyPertamina tidak tepat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News