Belum Punya Momongan? Simak Aplikasi Temuan dr Budi Wiweko Ini

Belum Punya Momongan? Simak Aplikasi Temuan dr Budi Wiweko Ini
Dr. Budi Wiweko saat menunjukan aplikasi perencana kehamilan di Fakulta Kedokteran Universitas Indonesia Salemba, Jakarta, Senin (21/12/2015). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Namun, pria 44 tahun itu tetap teguh dan melanjutkan penelitiannya. Konsistensinya akhirnya membuahkan hasil. Setelah tiga tahun bergelut dengan penelitian, Wiweko berhasil memastikan fungsi AMH yang bisa dijadikan parameter umur biologis seseorang. Umur biologis itu menandakan kondisi ovarium sang perempuan. Berbeda dengan umur hidup atau umur kronologis yang ditentukan dari tahun kelahiran.

’’Kami akhirnya menemukan single by marker untuk menentukan jumlah sel telur dalam tubuh perempuan. By marker itu adalah AMH,’’ tuturnya.

Dia mengungkapkan, kadar AMH bisa meramalkan lebih cepat kapan waktu hamil yang pas dibandingkan dengan memakai hormon pemicu folikel (follicle stimulating hormone/FSH) dan jumlah folikel antral (antral follicle count/AFC). Selain itu, diketahui pula bahwa AMH tidak terpengaruh masa menstruasi perempuan. ’’Ini paling stabil,’’ jelasnya.

Setelah mendapat data dari 1.616 pasien, manajer riset Universitas Indonesia itu pun langsung mengembangkan nomogram AMH. Yakni, daftar kadar AMH dari perempuan Indonesia berdasar kelompok umur. Daftar itu kemudian dijadikan patokan untuk mengetahui umur biologis seorang perempuan.

’’Dari nomogram itu, kita tahu bahwa titik kritis perempuan untuk masa kehamilan adalah saat umur 35 tahun dengan kadar AMH 1,4 nanogram per mililiter (ng/mL). Pada umur biologis ini, perempuan harus segera hamil,’’ jelas pria yang baru saja menyabet predikat dosen berprestasi 2015 tersebut.

Keberhasilan itu pun menjadi kepuasan tersendiri bagi Wiweko. Sejumlah pihak langsung melirik hasil kerja kerasnya itu. Yang pertama langsung menawarkan kerja sama adalah sebuah laboratorium klinik.

’’Untuk saat ini, tes AMH sudah bisa dilakukan di mana saja. Kami sudah transfer knowledge ini untuk membantu seluruh masyarakat Indonesia,’’ ujarnya.

Tidak mau setengah-setengah, pria kelahiran Jakarta tersebut ingin penemuannya bisa digunakan masyarakat luas. Bahkan bisa meningkatkan kompetensi dokter untuk membantu pasien.

TIDAK sedikit pasutri belum dikaruniai anak meski sudah menjalani bahtera pernikahan bertahun-tahun. Bagaimana pula agar perempuan berusia lebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News