Belum Punya Momongan? Simak Aplikasi Temuan dr Budi Wiweko Ini

Belum Punya Momongan? Simak Aplikasi Temuan dr Budi Wiweko Ini
Dr. Budi Wiweko saat menunjukan aplikasi perencana kehamilan di Fakulta Kedokteran Universitas Indonesia Salemba, Jakarta, Senin (21/12/2015). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Awal 2015, Wiweko menggandeng tim Ina Repromed untuk mengembangkan nomogram AMH miliknya ke dalam bentuk aplikasi. Menurut dia, bentuk aplikasi berupa kalkulator akan memudahkan dokter untuk mengetahui umur biologis pasien tanpa perlu membuka catatan nomogram.

’’Kalau manual, kan ribet ya. Harus nyocokin dulu umurnya dari list 18–50 tahun, lalu dilihat AMH-nya,’’ tutur pria yang memenangi best scientific paper di Australia pada 2014 tersebut.

Keinginan itu pun terkabul. Awal November 2015, Wiweko bersama tim akhirnya me-launching aplikasi IKO yang bisa diunduh gratis di App Store. Melalui aplikasi tersebut, masyarakat awam bisa dengan mudah mengetahui umur biologis mereka. Asalkan, mereka mengecek kadar AMH lebih dahulu.

Wiweko mencontohkan seorang perempuan yang memiliki umur kronologis (umur asli sesuai tanggal lahir) 25 tahun. Kemudian, setelah melakukan tes darah dan kadar AMH-nya diketahui 4 ng/mL, angka tersebut dimasukkan ke aplikasi IKO pada fitur AMH ke umur.

’’Nah, akan muncul umur biologisnya. Ternyata 28 tahun. Tiga tahun lebih tua dari umur kronologis. Ini kan yang sering jadi problem. Umur kronologis tidak sama dengan umur biologis,’’ tegasnya.

Pada umur tersebut, kata dia, tidak masalah apabila seorang perempuan ingin menunda kehamilan. Sebab, AMH masih banyak sehingga dapat disimpulkan sel telur juga masih aman. Namun, bila umur biologis menunjukkan 35 tahun, kehamilan harus segera direncanakan jika ingin mempunyai keturunan.

’’Dengan diketahuinya umur biologis, langkah-langkah cepat bisa diambil. Misalnya, untuk perempuan yang menderita kista atau kanker. Sel telur mereka sangat rawan. Nah, kita bisa cek AMH mereka. Kemudian, merencanakan tindakan untuk kehamilan mereka,’’ ujarnya.

Nah, umur biologis tersebut juga bisa membantu dokter untuk mengetahui dosis obat yang dibutuhkan seorang perempuan yang akan ikut program bayi tabung. Dia mencontohkan perempuan dengan umur biologis 36 tahun dan kadar AMH 1 ng/mL. Untuk membesarkan sel telur, berapa dosis yang dibutukan?

TIDAK sedikit pasutri belum dikaruniai anak meski sudah menjalani bahtera pernikahan bertahun-tahun. Bagaimana pula agar perempuan berusia lebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News