Belum Punya Rencana Duetkan Jokowi dengan Putra Megawati

jpnn.com - JAKARTA - Sebuah situs bernama www.jokowiprananda.com tiba-tiba muncul di dunia maya. Keberadaan situs itu menyulut spekulasi mengenai kemungkinan PDIP menduetkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dengan putra Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo pada Pemilu Presiden 2014 mendatang.
Namun, hal ini dibantah oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP Tjahjo Kumolo. Menurutnya, PDIP sama sekali tidak pernah membicarakan kemungkinan tersebut.
"Sebenarnya tidak ada skenario apa-apa soal Jokowi-Prananda. Partai sebagaimana keputusan rakernas sudah menyerahkan keputusan soal capres dan cawapres PDIP kepada ibu Ketua Umum," ucap Tjahjo saat dihubungi wartawan, Jumat (18/10).
Menurutnya, saat ini PDIP masih tetap fokus mempersiapkan pemenangan pemilu legislatif. Partai banteng moncong putih itu juga tengah mencermati dinamika politik yang ada secara nasional dan gelagat para capres dari parpol lain.
Mengenai situs misterius tersebut, Tjahjo menegaskan bukan dikelola oleh PDIP. Ia pun tidak tahu mengenai asal usul situs yang memajang foto Jokowi dan Prananda berdampingan di halaman depan itu. "Soal website tersebut juga tidak tahu siapa yang buat," ujarnya.
Sekedar diketahui, situs www.jokowiprananda.com juga memuat tagline "Jalan Perubahan" plus logo inisial "JP". Namun, kini situs tersebut hanya menampilkan halaman kosong. (dil/jpnn)
JAKARTA - Sebuah situs bernama www.jokowiprananda.com tiba-tiba muncul di dunia maya. Keberadaan situs itu menyulut spekulasi mengenai kemungkinan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sidang Gugatan Pedagang Ayam vs BRI Ditunda Lagi, Haris Azhar Kritik Ketidaksiapan Bank
- MAKI Dorong KPK Usut Dugaan Korupsi Kredit Macet di BPD Kaltim-Kaltara
- KPK Periksa Project Manager PT Mega Alam Terkait Dugaan Korupsi Fasilitas Kredit di LPEI
- Ratusan Honorer Resmi jadi PPPK, 4 Hal Penting yang Harus Dilakukan
- KPK Periksa Direktur PT Waruwu Yulia Lauruc Terkait Kasus Pengadaan Karet di Kementan
- Recok Mutasi Letjen Kunto, Pengamat: Otoritas Sipil Jauh Mencampuri Urusan Militer