Belum Seminggu Pimpin Pertamina, Bu Nicke Dipanggil KPK

Belum Seminggu Pimpin Pertamina, Bu Nicke Dipanggil KPK
NAKHODA PERTAMINA: Nicke Widyawati (berkerudung) saat menerima surat keputusan pengangkatannya sebagai direktur utama PT Pertamina Persero dari Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno di Jakarta. Foto: Kementerian BUMN

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedianya memeriksa Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati sebagai saksi dalam kasus suap proyek PLTU Riau-1, Senin (3/9). Namun, perempuan yang belum genap sepekan menjadi direktur Pertamina itu tak memenuhi panggilan KPK.

KPK sedianya menelisik peran Nicke yang pernah menjadi direktur pengadaan strategis di PLN. “Penyidik mendalami perannya dalam perencanaan proyek PLTU Riau-1," ujar Jucu Bicara KPK Febri Diansyah.

Hanya saja, Nicke menyampaikan ke KPK bahwa dia tak bisa memenuhi panggilan pemeriksaan hari ini. Kabag Pemberitaan dan Publikasi KPK Yuyuk Andriati mengatakan, Nicke meminta penjadwalan ulang pemeriksaan.

"Yang bersangkutan tidak datang hari ini. Tadi disampaikan pada penyidik tidak bisa memenuhi panggilan penyidik karena ada jadwal rapat pemegang saham. Akan dijadwalkan ulang," ujar Yuyuk.

KPK telah menjerat tiga tersangka dalam kasus suap PLTU Riau-1. Yakni pengusaha energi Johannes B Kotjo, Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni M Saragih, serta mantan Menteri Sosial Idur Marham.

Sebelumnya KPK menangkap Eni setelah menerima uang dari Johannes. KPK menduga kader Golkar itu menerima suap sebesar Rp 500 juta sebagai bagian commitment fee 2,5 persen dari nilai proyek kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1.

Baik Johannes, Eni ataupun Idrus sudah menjadi tahanan KPK. Selain itu, KPK juga sudah memeriksa Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam kasus itu.(rdw/JPC)


Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mendalami peran Nicke Widyawati dalam proyek PLTU Riau-1 yang ternyata sarat patgulipat.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News