Belum Setahun Menjabat, PM Jepang Tumbang Gegara COVID-19

Beberapa jajak pendapat satu hari kemudian menunjukkan bahwa pemerintahan Suga mendapat dukungan dari dua pertiga responden.
5 Oktober: Suga dihujani kritik karena menolak enam ilmuwan masuk ke dalam panel penasihat ilmu pengetahuan. Penolakan itu merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dianggap melanggar prinsip undang-undang dasar tentang kebebasan akademik.
26 Oktober: Suga mengungkapkan perubahan besar pada sikap Jepang menyangkut perubahan iklim. Ia mengatakan Jepang ingin menjadi negara yang pada 2050 sudah bisa mencapai netralitas karbon.
29 Oktober: Jepang mencatatkan 100.000 kasus virus corona.
10 November: Suga meminta kabinetnya untuk menyusun paket stimulus ekonomi untuk menggiatkan kembali ekonomi yang terpukul pandemi corona.
17 November: Jepang dan Australia sepakat membuat perjanjian pertahanan, yang merupakan terobosan, pada saat Perdana Menteri Australia Scott Morrison melakukan kunjungan ke Tokyo
21 November: Suga menarik keputusannya serta menangguhkan gerakan untuk mendorong orang-orang berwisata di dalam negeri di daerah-daerah yang paling parah terdampak COVID-19, pada saat angka kasus corona sedang mencapai puncaknya.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah merngumumkan rencana pengunduran dirinya, Jumat (3/9)
- Hasil Semifinal Sudirman Cup 2025: China Mengerikan, Jepang Hancur
- Sudah Ada yang Masuk Daftar Hitam, Tak Bisa Daftar CPNS & PPPK
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia
- Hasan Nasbi Minta Maaf kepada Prabowo, Begini Kalimatnya
- Alma Lulus CPNS 2024 Mengundurkan Diri, Pak Sekda Mengurut Dada
- Orang Tertua di Jepang Meninggal Dunia, Sebegini Usianya