Benarkah Menag Yaqut Kenal Pendeta Saifuddin Ibrahim? Kemenag Merespons

Benarkah Menag Yaqut Kenal Pendeta Saifuddin Ibrahim? Kemenag Merespons
Foto: Tangkapan Layar Channel Saifuddin Ibrahim di YouTube

Menurut Thobib, Pendeta Saifuddin lupa bahwa Menteri Yaqut terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren. Tentu saja Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin. Sebab, Menag bahkan menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritasnya.

Thobib juga menilai pernyataan Pendeta Saifuddin tentang ayat-ayat Al-Qur'an itu salah. Al-Qur'an adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh umat Islam. Tidak pada tempatnya tokoh agama mengeluarkan statement terkait kitab suci umat lain, apalagi dengan cara yang bisa menyinggung.

Gus Menteri, kata Thobib, selama ini terus mengajak tokoh agama untuk tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan menjadi kompetensinya. Para tokoh agama, termasuk Pendeta Saifuddin, mestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan.

“Gus Menteri selama ini terus mengajak tokoh agama menjaga kerukunan,” terang Thobib.

Kementerian Agama tambahnya, sedang terus berupaya meningkatkan kualitas kerukunan antarumat beragama, antara lain melalui program penguatan moderasi beragama. Statement Pendeta Saifuddin tidak sejalan dengan program Gus Menteri dalam memimpin Kemenag.

“Saya melihat, apa yang dilakukan Pendeta Saifuddin justru bisa mengganggu kerukunan antarumat dan upaya menguatkan moderasi beragama,” pungkasnya.

Sebelumnya pernyataan Pendeta Saifuddin dalam video rekaman tersebar luar dan viral di media sosial.

Dalam video tersebut Pendeta Saifuddin Ibrahim berulang kali menyampaikan sejumlah hal terkait situasi kehidupan keagamaan di Indonesia kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Pejabat Kemenag merespons pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang seolah-olah pernah bertemu Menag Yaqut dan menyampaikan idenya menghapus 300 ayat Al-Qur'an

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News