Benarkah Minuman Manis Picu Pertumbuhan Kanker?

Benarkah Minuman Manis Picu Pertumbuhan Kanker?
Minuman bersoda. Foto IST

Akhirnya, peneliti memberikan minuman manis satu kali sehari secara oral melalui alat suntik khusus yang dilakukan selama dua bulan. Dengan menggunakan metode tersebut, tubuh tikus tetap menyerap pemanis tanpa harus mengalami obesitas. Nah, setelah dua bulan berlalu, timbullah permasalahan kesehatan seperti berkembangnya tumor yang cukup besar pada tubuh tikus.

Jadi berdasarkan penelitian tersebut, bisa dikatakan bahwa sirup jagung tinggi fruktosa yang terus-menerus dikonsumsi dalam kurun waktu tertentu bisa memicu pertumbuhan tumor pada tikus, meskipun tikus itu tidak mengalami obesitas. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut lagi untuk membuktikan bahwa hal tersebut benar-benar berlaku pada tubuh manusia.

Menurut penulis studi, Jihye Yun, mengonsumsi sirup jagung fruktosa dalam minuman seperti soda dapat mempercepat proses perkembangan tumor terlepas dari persoalan obesitas.

Dia pun menambahkan, jika tikus butuh 2 bulan untuk mendapatkan tumor, manusia butuh 20-30 tahun untuk mengembangkan tumor jinak stadium awal pemicu kanker kolorektal.

Tak cuma memengaruhi pertumbuhan kanker kolorektal, menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, tingginya kadar gula pada minuman bersoda juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker pankreas.

“Itu karena gula yang tinggi akan membuat kelenjar pankreas dipaksa untuk mengeluarkan insulin guna memetabolisme gula,” jelas dr. Sepriani.

Karena itu, dr. Sepriani menganjurkan Anda untuk mengganti kebiasaan minum minuman manis seperti soda dengan air putih, susu, atau jus buah alami.

Dengan begitu, risiko berkembangnya tumor akan semakin rendah dan Anda akan terhindar dari penyakit kronis mematikan, seperti kanker kolorektal ataupun kanker pankreas.(RS/RVS/klikdokter)


Mengonsumsi minuman manis biasanya dilakukan untuk meningkatkan mood sehari-hari.


Redaktur & Reporter : Yessy

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News