Benazir Bhutto Raih Penghargaan HAM
Jumat, 12 Desember 2008 – 01:19 WIB
NEW YORK – Kegigihan Benazir Bhutto memperjuangkan demokrasi dan membela hak-hak rakyat, tidak sia-sia. Politikus perempuan yang meninggal dalam insiden bom di Liaquat National Bagh, Kota Rawalpindi, tahun lalu itu dianugerahi penghargaan HAM oleh PBB. Rabu (10/12) malam, penghargaan itu diterima putranya, Bilawal Bhutto Zardari. Penghargaan di bidang HAM itu diberikan PBB tiap lima tahun sekali. Penganugerahan penghargaan kemanusiaan itu juga selalu diselenggarakan pada 10 Desember di New York untuk memperingati Universal Declaration of Human Rights. Saat ini, deklarasi HAM yang menjadi acuan penerapan HAM di seluruh dunia itu genap berumur 60 tahun.
”Ibu saya telah melakukan segala yang terbaik demi membela demokrasi dan hak-hak asasi manusia di Pakistan,” papar Bilawal dalam wawancara dengan Associated Press. Padahal, lanjut dia, perjuangan Bhutto itu selalu ditentang kelompok oposisi yang kekuatannya cukup besar saat itu. Tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri, perempuan berkerudung itu tidak kenal lelah memperjuangkan demokrasi.
Baca Juga:
Bahkan, saat ajal menjemputnya pada 27 Desember 2007 lalu, dia sedang mengobarkan semangat demokrasi rakyat Pakistan. Mengutip autobiografi yang ditulis sang ibu sebelum meninggal, Bilawal mengatakan bahwa demokrasi di Pakistan tidak hanya penting bagi rakyat Pakistan. ”Ini juga penting bagi seluruh dunia,” serunya sambil membaca penggalan tulisan Bhutto.
Baca Juga:
NEW YORK – Kegigihan Benazir Bhutto memperjuangkan demokrasi dan membela hak-hak rakyat, tidak sia-sia. Politikus perempuan yang meninggal
BERITA TERKAIT
- Tolak Tawaran Damai, Israel Sebut Tuntutan Hamas Keterlaluan
- Korut: Amerika dan Pengikutnya Akan Mengalami Kekalahan Menyedihkan
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- Jakarta Futures Forum Bahas Visi Jangka Panjang Indonesia-India di Dunia Internasional
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda