Bencana Hidrometeorologi Mendominasi, 283 Nyawa Melayang

Bencana Hidrometeorologi Mendominasi, 283 Nyawa Melayang
Warga saat melintasi banjir yang merendam Pondok Cabe, Tangsel, awal Januari lalu. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Doni Monardo mengatakan tren bencana hidrometeorologi masih mendominasi di Indonesia sampai 21 September 2020.

Menurut Doni, dari 2.067 kejadian sampai 21 September 2020, sebagian besar didominasi bencana hidrometeorologi.

"Bencana hidrometeorologi mendominasi antara lain banjir berada di posisi teratas diikuti puting beliung dan tanah longsor," kata Doni saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Selasa (22/9).

Doni menambahkan bencana alam di Indonesia hingga 21 September 2020 ini telah menyebabkan 4,2 juta jiwa penduduk yang terdampak atau mengungsi, 283 korban meninggal dunia, 427 orang luka-luka.

Doni juga mengungkap tahun ini terjadi anomali akibat perubahan iklim yang sedang dihadapi Indonesia. Dia menjelaskan, tahun lalu Indonesia menghadapi peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang luar biasa.

Bahkan, ujar Doni, untuk beberapa saat asap karhutla dari Indonesia melintasi Selat Malaka, dan sempat menyentuh Singapura dan Malaysia.

Namun yang terjadi tahun ini, Kalimantan terutama Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat masih hujan. Padahal, kata Doni, pada tahun lalu sepanjang rute penerbangan yang dilalui mulai Banjarmasin, Palangkaraya, Pangkalanbun, dan ke Pontianak, nyaris terkepung kabut asap.

Nah, ujar Doni, hari ini yang terjadi hanya di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) saja yang terbakar. "Di luar itu, semuanya banyak mengalami banjir," ungkapnya. "Inilah yang kita hadapi akibat adanya perubahan iklim terjadi anomali," tambah mantan Danjen Kopassus TNI AD itu.

Doni Monardo mengungkan tren bencana hidrometeorologi mengalami peningkatan sepanjang 2020.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News