Bengawan Solo Jadi Dua Warna

Bengawan Solo Jadi Dua Warna
PEKAT: Air Bengawan Solo terlihat menghitam karena diduga tercemar limbah pabrik tekstil di Karanganyar Sabtu (14/6). (Eko Suprayitno/Radar Ngawi)

jpnn.com - NGAWI – Sungai Bengawan Solo yang melintasi Ngawi berubah menjadi dua warna. Sungai tersebut bukannya terlihat indah, tetapi menjijikkan. Penyebabnya diduga karena tercemar limbah. Sungai besar yang melintasi Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng) itu memang menjadi sasaran empuk pembuangan limbah industri.

Bahkan, karena banyak limbah, air sungai yang biasanya kecoklatan tersebut kini menjadi hitam pekat. Perubahan warna air sungai itu terlihat jelas saat Jawa Pos Radar Ngawi mengambil foto dari atas jembatan Nlgondan Karanganyar.

Sukarman, salah seorang warga Desa Mengger, menyatakan bahwa perubahan air sungai menjadi dua warna tersebut terjadi sejak sepuluh hari lalu. Warga di sekitar aliran sungai sudah hafal dengan kondisi itu.

Sebab, setiap tahun perubahan warna air sungai selalu terjadi. Tetapi, air sungai kali ini lebih hitam daripada tahun sebelumnya. Bahkan, sejumlah warga mengaku gatal-gatal setelah beraktivitas di sungai. ’’Setelah mandi atau mencuci di sungai, saya langsung gatal-gatal. Padahal, saya biasanya tidak sampai gatal-gatal,’’ tuturnya.

Diduga, pencemaran tersebut dilakukan pabrik tekstil di Kabupaten Karenganyar, Jateng. Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Ngawi Sudirman menyatakan tidak tutup mata. Menurut dia, petugas telah diterjunkan untuk mengambil sampel air sungai itu. Sebab, pihaknya khawatir kandungan zat kimia dari limbah pabrik tekstil tersebut mengancam nyawa warga di sepanjang aliran Bengawan Solo. ’’Tahun lalu (pencemaran, Red) juga terjadi, tetapi tidak separah tahun ini. Kami masih menunggu hasil laboratorium,’’ ungkapnya pada Sabtu (14/6).

Untuk mengatasi persoalan limbah tersebut, dia menuturkan telah melakukan koordinasi lintas daerah dengan kepala kantor lingkungan hidup di wilayah Bojonegoro, Karangnyar, Sragen, dan Solo. Namun, belum ada titik temu. Padahal, wilayah Jatim terdampak paling parah. ’’Sebagian warga di Kecamatan Pitu melapor gatal-gatal setelah beraktivitas di sungai. Kami akan mencari penyebab pastinya,’’ tegasnya.

Pada rakornas KLH se-Jawa di Jogjakarta pekan depan, Sudirman bersama kolega dari Bojonegoro dan sejumlah kabupaten terdampak bakal menyampaikan kondisi itu dan meminta pemerintah pusat turun tangan. ’’Kalau tidak ada tindakan, eksosistem akan hancur. Kami akan meminta solusi. Jadi, pembuangan limbah tidak terjadi setiap tahun,’’ tuturnya. (pra/yup/JPNN/c20/any)

NGAWI – Sungai Bengawan Solo yang melintasi Ngawi berubah menjadi dua warna. Sungai tersebut bukannya terlihat indah, tetapi menjijikkan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News