Bentrok Pekerja di Morowali, Inas Serukan Pembaruan Undang-Undang

Bentrok Pekerja di Morowali, Inas Serukan Pembaruan Undang-Undang
Inas Nasrullah Zubir. Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Hanura Inas N Zubir menyampaikan pandangannya terkait bentrokan antara TKA asal China dengan buruh lokal di Morowali Utara beberapa waktu lalu. Dia berusaha meluruskan sejumlah yang kurang tepat yang justru memperkeruh masalah.

Menurut kesaksian Bupati Morowali Utara sendiri, kata Inas, etos kerja dan disiplin kerja TKA Cina sangat tinggi sehingga produktivitasnya juga tinggi. Bahkan, untuk makan siang pun mereka tidak beranjak dari lokasi tempatnya bekerja.

Jadi, lanjut dia, wajar saja jika perusahaan besar memiliki matrix yang berbasis produktifitas dan efisiensi dalam sistem gaji di perusahaan tersebut.

"Sedangkan kultur pekerja domestik Indonesia sudah terbiasa dengan jam istirahat makan siang yang memakan waktu paling sedikit 1,5 jam, sehingga membutuhkan perhatian pemerintah dalam membina SDM nasional," kata Inas dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/1).

Kedua, Inas menyoroti munculnya kecemburuan sosial yang dipicu ketimpangan gaji antara TKA Cina dan pekerja domestik.

Menurutnya, masalah ini tak lepas dari mentalitas buruk buruh lokal yang tidak mau tahu bahwa gaji TKA tersebut telah disepakati berdasarkan aturan di negara mereka sendiri.

"Ini demi melindungi kesejahteraan buruh China yang bekerja di luar negeri. Kita juga tahu bahwa pemerintah Indonesia melakukan hal yang sama untuk melindungi kesejahteraan buruh Indonesia yang bekerja di luar negeri," beber dia.

Inas pun menyoroti tindakan serikat pekerja memaksa buruh untuk menghentikan pekerjaan dan ikut bergabung dengan aksi mogok dan demo di lingkungan pabrik.

Menurut kesaksian Bupati Morowali Utara sendiri, kata Inas, etos kerja dan disiplin kerja TKA Cina sangat tinggi sehingga produktivitasnya juga tinggi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News