Bentuk Konsorsium, 4 Bank Besar Modal Rp 5 Miliar

Di sisi lain, menurut Onny, GPN membuat penurunan penerimaan perbankan dari sisi fee based income.
Namun, hal tersebut tak membuat perbankan urung dalam mendirikan perusahaan konsorsium.
Sebab, meski fee based income menurun dari sisi jumlah, interkoneksi dan interoperabilitas dalam GPN akan menarik bagi masyarakat.
Hal itu diharapkan bisa meningkatkan budaya transaksi nontunai.
Investasi pengadaan mesin electronic data capture (EDC) dan automated teller machine (ATM) dari bank pun bisa berkurang.
Investasi tersebut dalam jangka pendek bisa dialihkan untuk investasi pada perusahaan konsorsium.
”Toh juga untuk apa banyak-banyak investasi mesin? Sebentar lagi kami akan budayakan transaksi pakai handphone, bukan kartu. Jadi lebih baik perbankan dan switching mulai bergabung untuk GPN,” kata Onny.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo menyatakan, penurunan investasi mesin EDC dan ATM otomatis mengurangi belanja modal atau capital expenditure (capex) bank BUMN.
Perusahaan-perusahaan switching serta bank umum kelompok usaha (BUKU) 4 atau bank-bank besar akan membentuk perusahaan konsorsium services.
- Lewat New BIONS, BNI Bidik Investor Muda Kelola Investasi
- ICMI Travel dan Bank Mandiri Teken MoU Terkait Pembiayaan Umrah
- Investasi di Bidang SDM Bikin Bank Mandiri Raih Predikat Champion of the Year dan 12 Penghargaan Bergengsi
- Ribuan Peserta CFD Meriahkan Acara Rejeki wondr BNI
- Bank Mandiri dan KJRI Penang Gelar Mandiri Sahabatku untuk Memacu Kewirausahaan PMI
- Bank Mandiri Catat Transaksi Digital Makin Meningkat