Berani-beraninya Negara Arab Nasehati Taliban soal Hak Perempuan
jpnn.com, DOHA - Menteri luar negeri Qatar, Senin (12/9), mengatakan negaranya telah meminta Taliban, sebagai penguasa baru Afghanistan, untuk menghormati hak-hak perempuan.
Menlu Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani juga mengatakan masih terlalu dini bagi Qatar untuk mempertimbangkan memberikan pengakuan pada pemerintahan Taliban.
"Kami selalu meminta kepada Taliban dan pemerintah, kami menekankan permintaan itu kemarin, bahwa pencapaian rakyat Afghanistan harus dilindungi, termasuk hak-hak perempuan dan peran mereka dalam pembangunan di Afghanistan," kata Sheikh Mohammed.
Ia berbicara selama konferensi pers bersama dengan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian di Doha, ibu kota Qatar.
Saat berkuasa selama 1996-2001, Taliban menerapkan pembatasan secara keras terhadap hak-hak perempuan, antara lain melarang perempuan mendapatkan pendidikan maupun bekerja.
Ada kekhawatiran bahwa pembatasan seperti itu akan kembali diberlakukan setelah Taliban kembali ke tampuk kekuasaan pada Agustus --saat pemerintahan Afghanistan dukungan Barat runtuh dan negara-negara asing menarik pasukannya.
Qatar sendiri, kerajaan absolut yang tidak membolehkan partai-partai politik muncul, juga mendapat kritik dari Human Rights Watch dan kalangan pembela HAM terkait sikapnya menyangkut perempuan.
Kendati kebebasan di negara Arab itu relatif berjalan, perempuan masih dikenai sistem perwalian.
Taliban terus mendapat desakan agar menghormati hak kaum perempuan, bahkan negara Arab pun ikut bersuara
- Ini Serius! Pentolan TPN Ganjar-Mahfud Ikut Resah soal Prabowo Diduga Terima Rasywah
- Pengalaman Juara di Level Senior, Dua Pemuda Qatar Siap Jadi Motor di Piala Asia U-23 2024
- Hasto Tantang Prabowo Berani Bersumpah Tak Terima Persekot Mirage, Begini Kalimatnya
- KPK & Bawaslu Diminta Usut Dugaan Korupsi Pembelian Jet Tempur Bekas untuk Pendanaan Kampanye
- Yordania vs Qatar: Siapa Menorehkan Tinta Emas?
- Kapten Qatar tak Menyangka Menembus Final Piala Asia 2023