Beras Buruk di Bulog Harus Segera Dievaluasi
Pengadaan yang cukup besar dan tidak diimbangi dengan penyaluran, mengakibatkan terjadinya penumpukan stok beras di gudang Bulog.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang terus mengurangi pagu Rastra setiap tahun secara bertahap ke Bantuan Pangan Nontunai yang tidak mewajibkan komoditasnya (beras) berasal dari Bulog, ikut mempengaruhi perputaran barang.
“Pagu Rastra di Provinsi Sumsel di 2017 sebanyak 68 ribu ton, mengalami penurunan di 2018 menjadi sebanyak 44 ribu ton, dan di 2019, pagu Bansos Rastra untuk Januari dan Februari menjadi sebanyak 5.400 ton. Hal ini tentu mempengaruhi manajemen stok di Bulog,” ungkap Arjun.
Beras merupakan komoditas yang mudah rusak, karena dalam setiap butiran terdapat unsur-unsur kimia yang dapat mengalami perubahan fisiologis.
Beras dengan kualitas baik dan dirawat dengan baik, tetap memiliki batas usia penyimpanan, karena hingga saat ini belum ada teknologi perawatan yang bisa menghentikan perubahan fisiologis beras.
Perawatan beras yang dilakukan saat ini berfungsi memperlambat penurunan mutu beras.
“Kami tetap pastikan, beras yang kami distribusikan kepada masyarakat merupakan beras yang layak dikonsumsi,” tutup Arjun. (tan/jpnn)
Diduga ada kelalaian tata kelola sehingga distribusi macet dan terjadi penumpukan beras di sejumlah gudang Bulog.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Update Stok Beras hingga April 2024, Bulog: 1,27 Juta Ton
- Bulog Ramal Harga Beras Tetap Tinggi, Tak Seperti Dulu
- Bulog Diingatkan Mempercepat Distribusi Beras
- Pemalsuan Dokumen 2.000 Ton Beras Bulog di Sumut Terungkap, Nih Pelakunya
- Satgas Pangan Perlu Diperkuat untuk Menjaga Stabilitas Harga Beras
- Bulog Klaim Kenaikan Harga Beras Normal, Terjadi karena Siklus Tahunan