Berat Badan dan Gangguan Makan Pengaruhi Penderita Gangguan Bipolar

Berat Badan dan Gangguan Makan Pengaruhi Penderita Gangguan Bipolar
Berat Badan dan Gangguan Makan Pengaruhi Penderita Gangguan Bipolar

jpnn.com - BELAKANGAN ini makin banyak orang yang didiagnosis mengidap gangguan bipolar atau salah satu gangguan mental serius yang menyebabkan perubahan mood ekstrem. Tapi jangan sampai salah, gangguan bipolar pada satu orang dengan lainnya bisa berbeda karena tergantung berat badan dan gangguan makan yang dialami. 

Dengan kata lain, gejala gangguan bipolar pada penderita obesitas dengan orang yang punya kelainan pola makan seperti suka makan secara berlebihan (binge eating), sama sekali berbeda. Meski demikian, peneliti memang menemukan adanya penderita gangguan bipolar yang juga mengidap binge eating yang jumlahnya mencapai 10 persen dari keseluruhan populasi.

Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Affective Disorders, perbedaan itu terlihat jelas pada risiko gangguan kesehatan lain yang membayangi pasien bipolar. Pasien bipolar yang juga binge eater, lebih berisiko terkena gangguan mental lainnya, seperti keinginan untuk bunuh diri, psikosis, gangguan kecemasan dan penyalahgunaan obat-obatan.

Sedangkan pasien bipolar yang obesitas tapi tak suka makan berlebihan, lebih cenderung mengidap kondisi fisik serius misalnya, arthritis, diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Selain itu, peneliti menemukan bahwa pasien gangguan bipolar yang juga penggemar binge eating, maupun obesitas kebanyakan dialami oleh wanita.

"Penyakit ini ternyata jauh lebih rumit dari yang kami kira. Kami juga tidak tahu bagaimana cara mendefinisikannya agar tim dokter dapat memberikan penanganan individual yang terbaik, karena upaya ini juga jadi lebih rumit," kata psikiater dan kepala departemen psikiatri/psikologi dari Mayo Clinic, Minnesota, Dr. Mark Frye, seperti dilansir laman Health.com, Rabu (11/9).

"Tapi temuan ini juga benar-benar menggarisbawahi pentingnya pasien untuk belajar menstabilkan mood-nya, karena kita tahu ketika gejala bipolarnya kambuh, maka frekuensi makan berlebihannya juga cenderung meningkat," katanya.

Selain itu, peneliti juga berkeinginan menemukan pengobatan yang tepat dan dapat membantu pasien bipolar tanpa menimbulkan efek samping berupa penambahan berat badan. "Kami pun melihat bahwa pasien bipolar yang sekaligus pengidap gangguan makan, tampaknya merepresentasikan populasi pasien bipolar yang kondisinya lebih parah. Namun dengan identifikasi lebih lanjut, kami berharap dapat membantu menentukan penyebab bipolar berikut pengobatan individual yang lebih efektif," kata peneliti lain, Dr. Susan McElroy dari Lindner Center of HOPE, Cincinnati.(fny/jpnn)

BELAKANGAN ini makin banyak orang yang didiagnosis mengidap gangguan bipolar atau salah satu gangguan mental serius yang menyebabkan perubahan mood


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News