Berawal dari Pidato, Pengikut Dimas Kanjeng Itu Dibunuh...Uang...Uang
“Alasannya, nasi tidak boleh dimakan karena belum ada lauk-pauknya, belum matang. Alasan padepokan selalu seperti itu,” lanjut Bibi.
Nah, Ismail selalu mendesak, daripada menunggu lauk matang, kenapa tidak nasi yang ada saja disuruh makan?
Yang penting ada ganjal untuk perut. Kalau nanti lauknya matang, tinggal menyusulkan.
“Lah, pidato-pidato dia, saran-saran dia yang seperti itu yang menimbulkan pro dan kontra. Dan orang-orang di sekitar Kanjeng menyebut Ismail sebagai santri kurang ajar, murtad, berani ngatur-ngatur guru,” ujarnya.
Dari situlah awal permasalahannya. Menurut Bibi, santri-santrinya yang intelek yang memanfaatkan keadaan dengan memprovokasi santri yang awam.
Diembuskan bahwa uang tidak cair karena Ismail. Karena menentang guru. Ismail dijadikan kambing hitam.
“Namun, sejak Ismail hilang, kenapa ganti Ghani yang dikambinghitamkan? Sekarang sudah gak ada Ghani (Abdul Ghani juga mati dibunuh) juga, siapa yang mau dikambinghitamkan?” ujarnya. (pri/jpg/c9/nw/sam/jpnn)
SURABAYA – Dimas Kanjeng Taat Pribadi diduga terlibat dalam kasus pembunuhan dua orang mantan pengikutnya, Ismail Hidayah dan Abdul Ghani.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Anak-Anak Dijadikan Pemandu Lagu di THM, Polisi Langsung Bergerak
- RL Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Anak, Begini Kejadiannya
- Ini Tampang Bule Australia Penganiaya Sopir Taksi di Bali
- Ini Motif Bule Australia Menganiaya Sopir Taksi di Bali
- Aniaya Sopir Taksi di Kuta-Bali, Bule Australia Ditangkap Polisi
- Misteri Mayat Wanita Tanpa Busana di Kampar Terungkap, Oh Ternyata