Berburu Makanan Halal di Inggris, Tak Sesulit yang Dikira

Berburu Makanan Halal di Inggris, Tak Sesulit yang Dikira
Warga Southampton, Inggris berbelanja di sebuah toko makanan halal di kawasan Saint Mary, Southampton pada Selasa, 13 April 2021. Foto: ANTARA/Munawir Aziz

Anggaran belanja orang-orang Inggris untuk makanan dan minuman halal, mencapai estimasi £4,64 juta (Rp92,6 miliar). Berdasarkan data itu, makanan dan minuman halal menempati 8 persen dari total belanja bahan makanan secara keseluruhan di Inggris Raya.

Meskipun jumlah populasi warga Muslim di Inggris sekitar 2.600.000 warga atau 5,02 %, namun konsumsi daging sapi halal mencapai 20% dari keseluruhan. Menurut laporan ADHB, konsumen makanan halal di Inggris menginginkan peningkatan jumlah barang, variasi makanan, sertifikasi hingga kualitas terbaik.

Ifan Rikhza Auladi, mahasiswa S2 di University of Exeter, mengungkapkan bahwa dirinya lebih senang membeli makanan halal yang mentah daripada yang sudah matang. Ia mengatakan akses pada makanan halal di Kota Exeter cukup mudah, sehingga bebas untuk memilih bahan yang siap dimasak.

“Kalau untuk bahan makanan halal seperti daging ada beberapa toko yang jual di Exeter. Untuk makanan matang belum pernah beli karena suasana lockdown dan berpikir ulang karena harganya mahal juga. Lebih baik dibelikan bahan makanan bisa untuk masak bersama teman,” ungkap Ifan yang menerima beasiswa santri dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Bagi mahasiswa seperti Ifan, konsumsi sehari-hari harus diatur supaya uang beasiswa cukup untuk kebutuhan dan bahkan bisa disimpan. Maka, mengelola anggaran belanja merupakan hal penting, sekaligus juga menjaga keseimbangan antara menyimpan dan membelanjakan uang, khususnya untuk makan dan liburan.

Bagi Ifan, yang berangkat tanpa keluarga ke Exeter, berkumpul bersama sesama warga Indonesia adalah salah satu cara untuk melepas kerinduan dengan keluarga di tanah air. Namun pandemi membuat ia hanya dapat menghabiskan waktu dengan teman-teman satu kos-nya mengingat jumlah mahasiswa Indonesia di Exeter yang tidak sebanyak di kota lain.

“Cerita dari teman-teman biasanya kumpul mahasiswa Indonesia tapi karena masih suasana pandemi jadi belum bisa terlaksana. Bagusnya keakraban mudah terjalin hingga seperti saudara sendiri,” katanya.

Jamalia, Muslimah yang bermukim di Southampton Inggris mengisahkan bahwa komunitas Muslim di Inggris semakin menggeliat. “Saat ini, warga Muslim di Inggris semakin membesar jumlahnya. Kegiatan-kegiatan keislaman semakin menggeliat. Saya merasakan itu ketika membandingkan dari tiga tahun lalu, ketika saya pertama kali menginjakkan kaki di Inggris. Jadi, semakin tahun banyak agenda dan kegiatan dari komunitas Muslim di Inggris, terutama di Southampton,” kisah Jamalia yang juga mahasiswa S3 di bidang matematika, University of Southampton.

Siti Wahadi, seorang Muslimah yang tinggal di London, menyampaikan kepada ANTARA, Selasa (13/04), bahwa ia selalu belanja makanan halal satu kali dalam sepekan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News