Berita Terbaru Imbas Kecelakaan Kereta Api Sancaka di Ngawi

Berita Terbaru Imbas Kecelakaan Kereta Api Sancaka di Ngawi
Imbas kecelakaan kereta api Sancaka, calon penumpang terpaksa menunggu kedatangan kereta yang terlambat datang di Stasiun Madiun, Minggu (8/4). Foto: Bagas Bimantara/Radar Madiun/JPNN.com

jpnn.com, MADIUN - Penumpukan penumpang sebagai imbas kecelakaan kereta api Sancaka di Sambirejo, Mantingan, Ngawi, Jatim, masih terjadi hingga Minggu (8/4).

Perjalanan sedikitnya 31 kereta api yang melalui jalur selatan molor mencapai lima hingga sepuluh jam. Penumpukan penumpang tak terhindarkan. PT KAI DAOP VII Madiun terpaksa melakukan rekayasa pelayanan untuk mengurai penumpukan.

’’Penumpukan diurai lewat pengalihan ke kereta lain,’’ tutur Manajer Humas PT KAI DAOP VII Madiun Supriyanto.

Supriyanto menerangkan, proses evakuasi lokomotif dan gerbong KA Sancaka dikebut Sabtu lalu (7/4). Hingga sekitar pukul 22.00, seluruh lokomotif dan gerbong sudah berhasil diangkat dari rel. Saat diuji coba pukul 22.40, saat itu KAI menyatakan rel siap dilalui.

Namun, dengan catatan kecepatan kereta api yang melintas dibatasi. ’’Memasuki TKP, kecepatan maksimal lima hingga 20 kilometer per jam, untuk seluruh jenis kereta,’’ jelasnya.

Kereta api pertama yang melintasi jalur tersebut pasca KA Sancaka menabrak truk trailer yakni KA Malioboro Ekspres jurusan Surabaya-Jogjakarta sekitar pukul 01.19 dini hari kemarin. Kecepatan kereta api saat melintas terekam lima kilometer per jam.

Usai KA Malioboro Ekspres, sebut Supriyanto, hingga pukul 14.00 kemarin sudah ada 31 kereta api yang melintas dari arah timur ke barat maupun sebaliknya. ‘’Masih belum kecepatan optimal,’’ kata dia.

Hingga pukul 11.00 kemarin, KAI masih melakukan sejumlah perbaikan untuk mengoptimalkan kembali rel di Sambirejo. Menurut Supriyanto, pihaknya melakukan penguatan di tubuh rel, termasuk bagian bantalan.

Penumpukan penumpang masih terjadi sebagai imbas kecelakaan kereta api Sancaka di Sambirejo, Mantingan, Ngawi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News