Berkat Pertanian, Gung Wedha Sukses Jadi Eksportir, Nilai Ekspornya Pernah Hampir Rp 100 Miliar

Berkat Pertanian, Gung Wedha Sukses Jadi Eksportir, Nilai Ekspornya Pernah Hampir Rp 100 Miliar
AA Gede Agung Wedhatama sukses jadi eksportir produk pertanian dengan mendirikan PT. Bali Organik Subak (BOS). Foto: humas BPPSDMP Kementan

Sosok AA Gede Agung Wedhatama ialah pendiri komunitas Petani Muda Keren (PMK), PT. Bos (Bali Organik Subak) serta BosFresh Apps in Bali. Melihat besarnya peluang  di industri pertanian di Indonesia, khususnya di Bali yang tidak disertai dengan tingginya keterlibatan generasi muda menjadi tantangan tersendiri baginya.

Tidak ingin membuang waktu lama, pemuda 36 tahun yang akrab disapa Gung Wedha itu mendirikan PMK yang merupakan komunitas petani muda di Bali yang secara resmi baru berdiri sejak tahun 2019. Petani Muda Keren telah memiliki 2000 member yang tersebar di seluruh Bali.

Keunggulan organisasi ini adalah memiliki  klaster- klaster produk, seperti, hortikultura, cengkeh, dan lainnya. PMK juga bekerja dari hulu, yaitu petani hingga ke hilir alias pembeli terakhir, yakni konsumen dengan penerapan teknologi informasi tentunya.

"Saya kumpulkan petani agar mereka memiliki kebanggaan bahwa bertani itu cool, dan menjembatani pertanian dari hulu ke hilir. Dari menanam hingga menjual eceran dan mengekspor," ucap Gung Wedha.

Melalui komunitas itu, mereka bersama-sama memproduksi sayur-mayur, buah-buahan, daging, ikan dengan kualitas terbaik menggunakan metode pertanian alam, sehingga dihasilkan produk pertanian yang sehat dan bertanggung jawab.

Duta Petani Milenial asal Bali ini menambahkan, dalam melakukan usaha dia  menerapkan kendali mutu (quality control) ketat terhadap produk-produk yang dijual melalui BOS Fresh. Salah satu contoh syarat wajibnya, produk itu harus dibudidayakan secara alami (nature farming), seperti menggunakan pupuk dan pestisida alami.

Melalui PT. Bali Organik Subak (BOS), Gung Wedha telah mengekspor berbagai produk pertanian sejak 2018 dan menjadi yang terbesar di Bali untuk volume.

Sebelum pandemi, mereka dapat melakukan ekspor 5-10 ton buah segar seperti manggis, buah naga, manga, alpukat, vanili serta beberapa produk olahan seperti dried fruit, bubuk jahe, pasta vanilla dengan nilai ekspornya hampir Rp 100 miliar.

Setelah pandemi, omzet PT. Bos yang didirikan AA Gede Agung Wedhatama atau Gung Wedha masih Rp 500 juta per minggu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News