Berkunjung ke Museum Perang di Vietnam dan Kamboja

Lihat Kehebatan Vietkong dan Kejamnya Tentara Pol Pot

Berkunjung ke Museum Perang di Vietnam dan Kamboja
Lan King menjelaskan foto-foto pembantaian masal rezim Pol Pot di Museum Genosida. Foto: Thoriq Sholikhul/JAWA POS
Saat itu, ketua kelompok Khmer Merah tersebut menjabat sebagai perdana menteri Kamboja. Melalui kekuasaannya, Pol Pot berlaku semena-mena terhadap mereka yang melawan. Bahkan, beberapa media memasukkan Pol Pot ke dalam lima orang terkejam di dunia. Pol Pot menjadikan penjara tersebut sebagai ruang interogasi.

Mereka yang ditahan kebanyakan politikus yang berseberangan dengan ideologi Khmer Merah, rezim berkuasa. Selain itu, masyarakat Kamboja yang bisa berbahasa Inggris dan mengetahui sejarah Kamboja. "Semua dipenjara di tempat ini dan disiksa hingga mengaku bersalah," jelas pemandu wisata Lan King yang menjelaskan Museum Genosida itu.

 

Selama dipenjara, para tahanan disiksa secara keji. Siksaan yang diberikan beragam, mulai ranjang beraliran listrik, mencabut kuku tangan dan kaki, hingga memasukkan lipan beracun ke dalam tubuh tahanan. Semua dilakukan di kompleks bangunan berlantai tiga itu. Agar tawanan tidak melarikan diri, kompleks tersebut dikelilingi kawat berduri. Untuk mengelabui orang luar, pengelola rumah tahanan menyetel musik dengan suara kencang. Dengan begitu, suara jeritan tahanan yang kesakitan atau menggelepar tidak terdengar dari luar.

 

Mereka yang tidak tahan siksaan biasanya tewas di rumah tahanan itu. Namun, yang mengaku bersalah langsung diminta tanda tangan untuk selanjutnya dibawa ke ladang pembantaian (Killing Fields), tempat pembunuhan masal ala Pol Pot. Kekejaman Pol Pot itu pernah difilmkan dengan judul Killing Fields (1984) dan memenangkan sejumlah penghargaan.

 

SALAH satu daya tarik wisata di Vietnam dan Kamboja adalah museum-museumnya yang "mengerikan". Para turis akan dibuat bergidik saat memasuki

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News