Berkunjung ke 'Rumah' Andatu, Bayi Badak yang Jadi Sorotan Dunia

Programkan Kehamilan Kedua via Kawin Suntik dan Kloning

Berkunjung ke 'Rumah' Andatu, Bayi Badak yang Jadi Sorotan Dunia
Andatu sedang bersama Ratu, ibunya. Foto : SRS for Jawa Pos
Di tempat seluas 100 hektare itulah pada 23 Juni lalu lahir Andatu, bayi badak sumatera bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) pertama yang lahir dari perkawinan induk di penangkaran. Padahal, upaya konservasi perkembangbiakan hewan yang secara garis evolusi berkerabat dengan tapir dan kuda itu sudah dimulai 124 tahun silam di India.

 

Tak pelak, kelahiran badak hasil perkawinan Andalas (pejantan, 11 tahun) dengan Ratu (betina, 13 tahun) itu menjadi sorotan internasional. Tercatat, tim dokter dari Indonesia, Australia, Amerika Serikat, dan Badan Konservasi Dunia (IUCN) turut terlibat. Sebuah kamera khusus terpasang di salah satu kandang SRS yang ditempati Ratu. Semua gerak-geriknya direkam hingga akhirnya bayi bersejarah tersebut lahir pukul 00.45 pada 23 Juni lalu.

 

Kini perkembangan Andatu sangat pesat. Dedi menceritakan, ketika lahir dulu, bobot bayi badak jantan itu mencapai 30 kg. Tapi, sekarang bobot Andatu sudah menembus 95 kg. "Ini pertumbuhan normal, tapi agak cepat," kata dokter hewan alumnus IPB tersebut.

 

Dia menambahkan, umumnya badak memang tumbuh lumayan cepat ketika masuk usia-usia muda. Tapi, setelah menginjak umur 10 tahun, pertumbuhan badannya mulai lambat.

 

Andatu, bayi badak pertama di dunia yang lahir dari perkawinan induk di penangkaran dalam 124 tahun terakhir, tumbuh sangat sehat. Kalau sudah punya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News