Berpotensi Kompak, Lebaran 15 Juni
Hasil analisis Thomas menyebutkan, penetapan tanggal-tanggal penting pada kalender Islam itu serentak karena terbantu posisi bulan. Perbedaan baru muncul pada 2022.
Pada saat itu, ada perbedaan dalam penetapan 1 Ramadan antara kelompok hisab dengan yang berbasis rukyat.
Berikutnya pada 2023 ada potensi perbedaan penetapan 1 Syawal atau Lebaran. Lalu pada 2024 nanti yang mengalami perbedaan adalah penetapan Idul Adha.
Thomas mengatakan, selama terbantu posisi bulan, sebenarnya waktu yang tepat untuk menuju penyatuan kalender hijriyah.
Penyatuan kalender hijriyah yang dia maksud adalah penyatuan hakiki. Bukan sekadar serentak karena terbantu posisi bulan yang cukup tinggi.
Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Muhammdiyah Amin mengatakan, tidak ada persoalan meskipun Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa, Lebaran, dan Idul Adha.
Sebab, Muhammadiyah menetapkannya berdasarkan hisab. ’’Sedangkan Kementerian Agama berdasarkan hisab dan rukyat,’’ tuturnya.
Untuk itu, Kemenag tahun ini tetap menggelar rukyat sekaligus sidang isbat dalam penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, maupun 1 Dzulhijjah.
Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1439H/2018 M dan hari lebaran.
- Aktivis Muhammadiyah Ini Menduga Jokowi Melanggar Konstitusi
- Mantap! Pelita Air Capai Tingkat Ketepatan Waktu hingga 95 Persen saat Arus Balik Lebaran
- Busyro Muhammadiyah: Cawe-Cawe Jokowi Bikin Pemilu 2024 Diwarnai Keculasan
- PUI Nilai Polri Sukses Mengamankan Arus Mudik Lebaran
- Kombes Aditya Sebut Kriminalitas di Yogyakarta Bisa Ditekan Selama Lebaran
- Dirut Jasa Raharja Ungkap Efektivitas Program Keselamatan & Penanganan Kecelakaan Mudik 2024