BI Jaga Rupiah

BI Jaga Rupiah
BI Jaga Rupiah

jpnn.com - JAKARTA - Pelemahan tajam rupiah dalam beberapa hari terakhir mulai memantik kekhawatiran banyak pihak. Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter pun berupaya mendinginkan pasar.

Gubernur BI Agus Martowardojo berjanji, BI akan terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Salah satunya, dengan melakukan intervensi di pasar uang. 'Kita ingin jelaskan, kalau BI ada di pasar, kita akan lihat, dan mengambil langkah-langkah intervensi yang diperlukan,' ujarnya kemarin (29/11).

Menurut Agus, intervensi pasar merupakan salah satu cara untuk meredam fluktuasi rupiah. Namun, selain itu, BI juga merespons depresiasi rupiah dengan bauran kebijakan seperti makroprudensial, maupun penyesuaian tingkat suku bunga acuan BI Rate. 'Agenda BI adalah menjaga sistem keuangan kita stabil,' katanya.

Agus menyebut, tekanan rupiah dalam beberapa pekan terakhir dipicu oleh banyak hal. Selain faktor eksternal berupa rencana pengurangan stimulus quantitative easing (QE) oleh bank sentral AS, juga karena efek seasonal atau musiman akhir tahun. 'Mungkin investor-investor global banyak yang sudah ingin cuti liburan dan menutup posisinya,' ucapnya. Yang dimaksud menutup posisi adalah melepas portofolio investasi dalam bentuk rupiah dan mengalihkannya ke dalam denominasi USD yang dinilai lebih aman.

Sementara itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, dirinya meyakini jika BI tidak akan membiarkan rupiah melemah terlalu tajam. Caranya, melalui intervensi di pasar ketika rupiah menembus level 12.000 per USD. 'Ini memberi confidence (kepercayaan) di pasar bahwa memang ada yang menjaga (rupiah),' ujarnya.

Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) di pasar spot valas kembali ke level di bawah 12.000. Data kompilasi Bloomberg menunjukkan, kemarin rupiah ditutup di posisi 11.965 per USD, menguat 53 poin atau 0,44 persen dibanding penutupan Kamis (28/11) di posisi 12.018 per USD. Ini merupakan penguatan terbesar terhadap USD dibandingkan seluruh mata uang utama Asia Pasifik lainnya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah berdasar Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rupiah kemarin ditutup di posisi 11.977 per USD, melemah 47 poin dibanding penutupan sehari sebelumnya yang di posisi 11.930 per USD.

Ini merupakan level terendah sejak 18 Maret 2009. Ketika itu, rupiah ada di posisi Rp 11.979 per USD. Dengan posisi saat ini, maka sepanjang tahun ini (year-to-date), rupiah sudah melemah 2.292 poin atau 23,66 persen dibanding posisi awal tahun yang di level 9.685 per USD.

JAKARTA - Pelemahan tajam rupiah dalam beberapa hari terakhir mulai memantik kekhawatiran banyak pihak. Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News