BI Pastikan tak Ada Gambar Palu Arit

BI Pastikan tak Ada Gambar Palu Arit
Gubernur BI Agus DW Martowardojo. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk tidak terpancing dengan anggapan yang menyebut uang rupiah memuat simbol terlarang palu dan arit.

Sebetulnya, klaim BI, gambar yang dipersepsikan sebagian pihak sebagai simbol palu dan arit merupakan logo Bank Indonesia dipotong secara diagonal.

Dengan potong diagonal itu, sehingga membentuk ornamen tidak beraturan. ”Gambar itu merupakan gambar saling isi (rectoverso),” tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo, di Jakarta, Selasa (10/1).

Gambar rectoversi sambung Agus merupakan bagian dari unsur pengaman uang rupiah. Unsur pengaman dalam uang rupiah bertujuan supaya masyarakat mudah mengenali ciri-ciri keaslian uang, sekaligus menghindari pemalsuan.

”Karena itu, gambar rectoverso dicetak dengan teknik khusus,” ulas Agus.

Dengan teknik khusus itu, sehingga melahirkan gambar kombinasi. Tepatnya, terpecah menjadi dua bagian pada sisi depan dan belakang lembar uang. Selanjutnya, gambar simbol itu hanya dapat dilihat secara utuh kalau diterawang.

Secara umum, rectoverso dipakai sebagai salah satu unsur pengaman berbagai mata uang dunia. Itu mengingat rectoverso sulit dibuat dan memerlukan alat cetak khusus.

Di Indonesia, rectoverso telah digunakan sebagai unsur pengaman rupiah sejak 1990-an. Sementara logo BI telah digunakan sebagai rectoverso uang rupiah sejak tahun 2000.

Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk tidak terpancing dengan anggapan yang menyebut uang rupiah memuat simbol terlarang palu dan arit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News