BI Pede Indonesia Tahan Krisis Global

BI Pede Indonesia Tahan Krisis Global
BI Pede Indonesia Tahan Krisis Global
Rasio permodalan (capital adequacy ratio/CAR) perbankan cukup tahan jika terjadi kondisi gagal bayar atau default di Amerika dan Eropa. Per Juli 2011, data BI memperlihatkan CAR industri perbankan nasional sebesar 17,2 persen. Kinerja industri perbankan yang masih dalam kondisi bagus juga mendukung optimisme BI. "Jika terjadi 100 persen default, total eksposur luar negeri CAR perbankan turun sedikit tapi tetap di atas 16 persen," katanya.

Mayoritas eksposur luar negeri perbankan adalah pada negara-negara di Eropa, AS, Singapura, dan Tiongkok. Perbankan Indonesia memiliki eksposur langsung yang lebih besar untuk portofolio dalam negeri, yakni sebesar Rp 638,3 triliun.

Sementara itu, Peneliti Senior CSIS Haryo Aswicahyono mewanti-wanti supaya pemerintah cermat terhadap krisis global saat ini. CSIS memandang krisis bisa terjadi kapanpun. Menurutnya, apa yang terjadi saat ini berbanding terbalik terhadap apa yang terjadi di Asia. Beberapa negara di Asia, salah satunya Indonesia masuk dalam negara yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi.

Namun, hal tersebut merupakan ketidakseimbangan global yang justru membahayakan negara dengan pertumbuhan positif. "Ketika ketidakseimbangan ini tidak bisa dikendalikan di mana menjadi gap besar. Ini memicu krisis," jelasnya.

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) masih meyakini industri perbankan di Tanah Air aman dan kuat menghadapi imbas krisis yang tengah melanda Amerika dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News