BI Prediksi April Terjadi Deflasi
Dampak Bencana Pulih Lebih Cepat
"Karena itu perlu ada koordinasi yang solid antara pusat dan daerah untuk memitigasi efek (kenaikan bbm). Misalnya dengan mengendalikan tarif angkutan di tingkat yang wajar," tutur Agus.
Sementara itu, beberapa daerah yang menjadi perhatian khusus BI terkait inflasi, sebut Agus, di antaranya kawasan timur Indonesia seperti Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara. Daerah tersebut dinilai rentan menghadapi gejolak pangan yang tinggi dari komponen volatile food, seperti beras, kedelai, dan bumbu-bumbuan. "Inflasinya bisa sampai 9,9 persen," ujarnya.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yang hadir dalam penandatangan nota kesepahaman mengatakan, inflasi di daerah lebih banyak dipicu alasan teknis seperti distribusi ketimbang sisi suplai atau produksi.
"Dengan adanya MoU, maka BI dan Kemenko di bawah komando Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bisa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia untuk stabilisasi inflasi," ujarnya. (gal/sof)
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksi kondisi deflasi akan kembali terjadi pada April 2014. Masuknya musim panen serta minimnya dampak kenaikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 5 Lokasi Pelayanan SIM Keliling Hari Ini
- JIP Dukung UPRS VI Gelar Pelatihan & Bazar UMKM Rusunawa Jakarta
- BTN Raih Best Savings Bank Award 2024 di Thailand
- Nasabah BTN Jadi Korban Investasi Bodong, Pengamat Perbankan Merasa Heran
- Bank Mandiri Imbau Nasabah Berhati-Hati Terhadap Penipuan Berkedok Undian Berhadiah
- Ralali Food Venture Rilis Makanan Tanpa Pengawet yang Bisa Bertahan Setahun